judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Rabu, 29 Desember 2010

Memahami Ayat-Ayat sebelum Ayat Tathir

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan segala dosa dari kamu ('an-kum) wahai Ahlu l-Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." Menurut tafsir-tafsir Syi'ah, ayat ini diturunkan secara khusus kepada Ahlu l-Bait AS saja. Sementara orang lain tidak termasuk di dalam ayat-ayat tersebut. Sedangkan tafsir-tafsir Ahl-Sunnah , ada yang mengakui bahwa ayat tersebut dikhususkan untuk Ahlu l-Bait AS saja, ada pula yang menyatakan ayat tersebut termasuk isteri-isteri Nabi Saw, dan ada yang mengatakan itu dikhususkan kepada isteri-isterinya Saw saja dan pendapat itu bertentangan dengan kaedah Bahasa Arab yang tidak menggunakan Dhamir Ta'nith (kata ganti perempuan) untuk perempuan di dalam ayat tersebut. Malah Allah SWT menggunakan Dhamir Tadhkir (kata ganti lelaki) yaitu perkataan 'an-kum (daripada kamu) dan perkataan yutahhira-kum membersihkan kamu (lelaki). Kaidah ini mudah diketahui bahkan oleh kebanyakan orang awam. jikalau Allah SWT di dalam ayat tadi menghendaki isteri-isteri Nabi Saw, niscaya Dia menggunakan dhamir Ta'nith, 'an-kunna (daripada kamu isteri-isteri) dan yutahhirakunna Dia membersihkan (kamu isteri-isteri) sebagaimana Dia menggunakan dhamir Ta'nith sebelumnya (Surah al-Ahzab (33):32. Lantaran itu Allah telah menggunakan dhamir tadhkir untuk mengeluarkan isteri-isteri daripada ayat tersebut. 'Ali bin Ibrahim di dalam Tafsirnya (1) daripada Zaid bin 'Ali AS dia berkata: Sesungguhnya orang-orang yang jahil mengatakan bahwa Allah menghendaki dengan ayat ini isteri-isteri Nabi Saw. Pada hakikatnya mereka berbohong dan mereka berdosa. Demi Allah sekiranya Dia maksudkan isteri-isteri Nabi SAW, nescaya Dia akan berkata: an kunna al-Rijs (daripada kalian isteri-isteri) dan yutahhira-kunna (membersihkan kalian isteri-isteri dengan sebersih-bersihnya. Dan Dia menggunakan perkataan muannathan (ganti nama perempuan) sebagaimana Dia berfirman: Wazkurna mayutla fibuyuti-kunna, wa la Tabarrajna, wa lastunna Kaahadin min l-Nisa.' Oleh itu ayat Tathir (Surah al-Ahzab (33):33) tidak harus pada isteri-isteri Nabi SAW sekalipun ianya ditafsirkan bersamaan dengan Ahlu l-Bait AS. Kerana Allah SWT telah mengancam mereka sebelum ayat Tathir dalam firmanNya (Surah al-Ahzab (33): 28-30). Dan Dia juga telah mengancam mereka dengan firmanNya (Surah al-Tahrim (66):4-5):"Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan." Inilah adalah menurut apa yang difirmankan-Nya (al-Mantuq). Adapun mafhumNya: Wahai isteri-isteri Nabi kalian tidaklah mukminat, qanitat, ta'ibat, sekiranya kalian masih menyakiti Rasululloh SAW. Dan Dan apa yang jelas terdapat di kalangan isteri-isteri tersebut yang telah memerangi Khalifah 'Ali, Hasan dan Husain AS. Memerangi mereka berarti memerangi Allah menurut hadith Rasulullah Saw.Kita tidak lupa bahwa 'Aisyah telah memimpin angkatan bersenjata ketika memprotes jenazah Imam Hasan sa yang hendak dikebumikan di samping datuknya Rasulullah SAW Jikalau 'Aisyah masih hidup di hari peperangan Husain AS di Karbala, kemungkinan dia akan memerangi Imam Husain di Karbala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah