judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Senin, 09 November 2015

RUQOYYAH SANG BALITA KARBALA


Maqtal Sayidah Roqoyyah

by. Yatim Karbala

Diceritakan oleh Hilal bin Nafi' yg pada saat itu berada di pasukan umar bin Saad.

Pada hari 10 asyuro, ketika Husain as maju ke medan laga, aku berada di belakang barisan para prajurit umar bin saad, lalu aku melihat seorang anak kecil keluar dari kemah dan berlari menghampiri al-Husain as dan menarik jubah sang ayah seraya berkata," Wahai ayahku, lihatlah aku, aku sangat kehausan sekali".

Ketika Imam Husain mendengar kata-kata itu, beliau menangis seraya berkata,"Allah akan memberimu minum wahai balitaku, Dia adalah dzat yg senantiasa akan menjagamu".

Hilal bin Nafi bertanya kepada beberapa prajurti umar bin saad,"Siapakah anak kecil itu?, apa hubungannya dngan al-Husain as?".

Mereka menjawab,"Dia adalah Roqoyyah putri Husain".

Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa sayidah Ruqoyyah memiliki kebiasaan menggelar sajadah untuk ayahnya ketika sang ayah ingin sholat.

Dan pada hari asyuro, ketika waktu sholat dzuhur telah tiba, sang putri cilik Imam Husain tidak pernah lupa untuk menghamparkan sajadah untuk ayahnya, ia duduk menunggu sang ayah untuk melaksanakan sholat dzuhur di dalam kemah, namun tiba-tiba syimr sang pembunuh ayahnya masuk ke kemah, Ruqoyyah tak pernah tahu bahwa ia adalah orang yg akan membunuh ayahnya, ia bertanya dengan polosnya kepada syimir,"Apakah engkau tak melihat ayahku Husain?".

Syimr manusia terkutuk itu tak menjawab pertanyaan Ruqoyyah as, malahan dia memerintahkan anak buahnya untuk menampar Ruqoyyah, namun anak buahnya tak tega melakukan itu kepada seorang anak kecil, lalu akhirnya syimr sendiri yg mendatangi Ruqoyyah dan menampar wajahnya.

Ibnul Jauzi dalam kitab Mafatih al-Ghaib menukil riwayat dari Sholeh bin Abdullah.

Sholeh berkata,"Ketika anak buah umar bin saad membakar kemah para wanita karbala, dan kepanikan terjadi di dalam kemah, para wanita Ahlulbait as berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, aku melihat seorang anak kecil yang pinggiran bajunya terbakar, dia berlari sambil menangis, pemandangan itu membuat hatiku teriris, aku pun menghampirinya dan berusah untuk memadamkan apinya.

Ketika anak kecil itu mendengar ringkikan kuda yang aku tunggangi ia bertambah takut, aku pun berusaha menenangkannya, seraya berkata,"Tenang wahai anak kecil, aku hanya berusaha memadamkan api yg membakar pinggiran bajumu, ketika aku sedang berusaha memadamkan api, anak kecil itu menoleh kepadaku sambil berkata,"Wahai tuan, aku haus, apakah kau bisa memberiku seteguk air?".

Kata-kata anak kecil itu bagaikan pisau yg menghujam jantungku, lalu aku memberinya air.

Namun anak kecil itu hanya melihat tempat air yg disodorkan kepadanya, kemudian ia mengambil tempat air itu dan berlari meninggalkanku, aku pun bertanya kepadanya,"Hendak kemana engkau?", anak kecil didikan madrasah Karbala itu mengatakan, "Kakakku lebih membutuhkan air ini daripada aku, karena ia sangat kehausan sekali".

Aku pun berkata kepadanya,"Jangan takut, mereka tidak akan menghalangimu dari air setelah ini".

Anak kecil itu melihatku dengan pandangannya yg tajam, ia lalu berkata,"Wahai tuan, ketika ayahku pergi berperang, ia dalam keadaab kehausan, apakah kau memberinya air?".

Aku pun berkata,"Wahai anak kecil, demi Allah aku melihat ayahmu pada detik-detik akhirnya masih meminta air, ayahmu berkata,"Demi datukku Rasulullah, berilah aku air, aku sangat haus sekali".

Namun tidak ada seorang pun yg memberinya air sampai ia meninggal.

Dalam kitab "Mubkii al-'Uyuun disebutkan sebuah riwayat :

Pada 11 Muharram, Sayidah Zainab as mengumpulkan keluarga ahlulbait yg tersisa dalam sebuah kemah yg setengahnya telah terbakar, beliau menjaga mereka sepanjang malam, namun karena kelelahan dan kehausab yg mencekik, beliau tertidur beberapa waktu, dalam tidurnya beliau bermimpi bertemu ibundanya Sayidah Fatimah as, beliau berkata,"Wahai ibuku Fatimah, apakah kau tak tahu apa yg terjadi kepada kami?".

Sayidah Fatimah aa mengatakan, "Wahai putriku, janganlah kau bakar hatiku dengan keluhanmu".

"Jika bukan kepadamu, lalu kepada siapa lagi aku mengadu wahai bunda?", jawab Zainab.

Sayidah Fatimah menghela nafas sebentar lalu berkata,"Ya Zainab, aku hadir ketika manusia terkutuk itu menyembelih leher putraku Husain".

Kemudian Sayidah Fatimah mengatakan,"Ya Zainab, carilah keponakanmu Roqoyyah...!!".

Zainab as terbangun dari tidurnya dan mulai mencari Ruqoyyah, Beliau as bersama Sayidah Ummu Kultsum memanggil 2 nama Roqoyyah sambil menangis, namun tiba-tiba terdengar suara Roqoyyah disisi jasad ayahnya al-Husain as, Ruqoyyah menangis sambil mengadukan kejadian yg mereka alami.

Akhirnya Sayidah Zainab melepaskan Ruqoyyah dari jasad sang ayah, dan mengembalikannya ke kemah.

Ketika Ruqoyyah sampai di kemah, sabg kakak Sukainah bertanya,"Bagaimana kau temukan jasad ayah kita?".

Ruqoyyah bercerita,"Ketika aku berlari ke arah padang pasir, aku berteriak-teriak memanggil ayahku, yaa abataah yaa Husaaiiinn.!!".

Lalu aku mendengar suara ayahku berkata,"Disini anakku, disini..!!".

Pada saat para sandera Karbala digiring menuju syam, pada saat matahari telah terbenam, mereka beristirahat sebentar, dan tombak yg menancapkan kepala Imam Husain as ditancapkan ke tanah, namun ketika mereka ingin melanjutkan perjalanan, tombak yg menancap di tanah itu tidak dapat dicabut, mereka berusaha untuk mencabutnya namun tak ada yg mampu untuk mencabut tombak yg diatasnya menancap kepala Imam Husain as.

Lalu mereka meminta tolong kepada Imam Sajjad as, lalu Imam Sajjad as meminta bibinya Zainab as untuk memeriksa anak-anak kecil yg ikut bersama mereka, apakah ada diantara mereka yg hilang.

Lalu Sayidah Zainab s memeriksa satu persatu dari mereka, dan ternyata Ruqoyyah tidak terlihat, lalu Zainab as datang kepada Imam Sajjad dan mengabarkan tentang hilangnya Ruqoyyah.

Lalu Imam Sajjad as berkata kepada anak buah umar bin saad,"Jika Roqoyyah tidak ditemukan maka tombak itu tak mungkin terlepas dari bumi, mereka mencari keseluruh penjuru namun tak kunjung menemukannya, lalu Imam Sajjad as memerintahkan agar mereka mencari kearah yg dilihat oleh kepala Imam Husain as, akhirnya mereka menemukan Ruqoyyah sedang tertidur lelap dibawah pohon kurma. Bagi anak kecil seperti Ruqoyyah, perjalanan itu sangat melelahkan sekali.

Lalu salahsatu prajurit umar bin saad membangunkan Roqoyyah dngan cara menendang perut anak kecil itu dan memukulnya dengan cemetinya.

Akhirnya Sayidah Ruqoyyah bangun dan langsung berlari ke arah bibinya Zainab as, sang bibi menyeka airmata yg membasahi pipi Ruqoyyah dan menenangkannya.

Setelah Ruqoyyah ditemukan maka tombak yg menancap di tabah itu dapat dicabut.

Pada saat di istana Yazid, Ruqoyyah selalu menangis memanggil-manggil ayahnya, ia meminta agar dipertemukan dengan ayahnya Imam Husain as, Sayidah Zainab as dan para wanita-wanita ahlulbait yg lain berusah untuk menenangkannya namun tangisan Ruqoyyah terus saja tak berhenti, bahkan para wanita Ahlulbait aa ikut menangis, sehingga suara tangisan mereka terdengar oleh yazid.

Yazid bertanya apa yg terjadi, lalu anak buahnya melaporkan bahwa salahsatu putri Husain menangis ingin bertemu ayahnya. Kemudian yazid memerintahkan agar kepala Imam Husain as dibawa kehadapan Ruqoyyah, kepala itu diletakan diatas nampan dan ditutup dengan secarik kain.

Kepala sang ayah dibawa dihadapan Ruqoyyah, lalu Roqoyyah mengatakan, "Aku tidak ingin makan, yang aku inginkan adalah bertemu dengab ayahku". Ruqoyyah mengiri sesuatu yg diatas nampan itu adalah makanan.

Lalu para prajurit yazid berkata,"Ini bukan makanan, tapi ini adalah kepala".

"Kepala siapa?". Ruqoyyah bertanya.

"Ini adalah kepala ayahmu yg telah terpenggal".

Ruqoyyah terkejut, lalu ia menghampiri kepala ayahnya dan langsung memeluknya, seraya berkata:

"Yaa abataah, siapakah orng yg telah mengalirkan darahmu?
Yaa abataah,
Siapakah yg telah memotong urat lehermu?
Yaa abataah,
Siapakah yg menjadikan anak kecil ini yatim?
Yaa abataah,
Siapakah orang yg akan menjadi tumpuan hidupku sepeninggalmu?
Yaa abataah,
Siapakah yang akan merawat si yatim ini sampai ia besar?".

Kemudian Ruqoyyyah mencium ayahnya sambil teriasak dalam tangisan, akhirnya Ruqoyyah tidak sadarkan diri.

Pada saat itu Imam Sajjad aa berkata kepada bibinya Zainab as,"Wahai bibiku, angkatlah kepala Ruqoyyah dari kepalaku ayahku, sesungguhnya ia telah meninggal dunia".

Orang-orang yg hadir disitu terkejut dan menangis karena ternyata Ruqoyyah telah syahid.

Lalu para wanita ahlulbait as menyiapkan tempat untuk memandikan jenazahnya, salahsatu wanita tersebut mengatakan,"Aku tidak mampu memandikannya".

Zainab bertanya, "Kenapa?"

Wanita itu menjawab,"Aku melihat tulang rusuknya lebam".

Sayidah Zainab berkata,"Demi Allah, itu adalah akibat dari cambuk dan
Pukulan para durjana.

Inna lillah wa inna ilaihi roojiuun...

Allahumma sholli ala Muhammad wa aali Muhammad
Allah