oleh Jjihad 'Ali pada 28 Agustus 2010 jam 21:51
Sejumlah orang mengklaim bahwa Aisyah adalah istri Nabi yang paling dicintai dan penuh kasih, dan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak dapat dipisahkan darinya. Mereka bahkan melaporkan bahwa beberapa orang istri beliau rela memberikan giliran mereka kepada Aisyah begitu mereka tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mencintai dia dan tidak dapat menahan untuk bertemu dengannya. Klaim semacam ini jelas bertentangan dengan hadis-hadis sahih sebelumnya yang menyebutkan bahwa Khadijah adalah istri Nabi yang paling baik, dan hadis-hadis yang menyebutkan sifat Aisyah yang amat pencemburu. Jika saja Aisyah adalah istri yang paling dicintai, dapatkah kita memberikan penjelasan atas kecemburuan Aisyah yang berlebihan itu?
Berikut ini penjelasan yang diberikan oleh Bukhari dan ulama-ulama hadis lainnya tentang sikap Aisyah terhadap suaminya SAW. Dalam Shahih Bukhari hadis 7.570, diriwayatkan dari Qasim bin Muhammad,
‘Aisyah (sambil mengeluh sakit kepala) berkata, ‘Aduh, kepalaku!’ Nabi berkata, ‘Aku berharap bahwa (kematianmu) terjadi pada saat aku masih hidup, karena dengan demikian aku dapat memintakan ampunan Allah bagimu dan berdoa kepada Allah untukmu.’ Aisyah berkata, ‘Cerita yang sama! Demi Allah, aku pikir bahwa engkau menginginkanku mati, dan jika ini terjadi, engkau akan menghabiskan sisa harimu dengan tidur bersama salah seorang istrimu!”‘
Apakah narasi di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW amat mencintai Aisyah sehingga beliau tidak dapat hidup tanpa dia? Aisyah sendiri, dengan sepenuh kecemburuannya, mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW berharap untuk bersama dengan istri beliau yang lain dari pada menghabiskan waktu beliau bersama dirinya. Seraya meramalkan perjalanan hidup Aisyah di kemudian hari, Nabi Muhammad SAW bahkan berharap agar dia meninggal pada masa hidup beliau, sehingga beliau dapat memintakan ampunan Allah SWT baginya.
Lagi pula, bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW mencintai seseorang yang berbohong, memfitnah, mengumpat dan meragukan Allah dan Rasul-Nya dengan menuduh mereka tidak adil? (lihat hadis yang ada di bagian sebelumnya, juga pada hadis-hadis di bawah ini). Bagaimana mungkin Rasulullah SAW mencintai seseorang yang memata-matai beliau, ke luar tanpa izin beliau untuk mencari tahu di mana beliau pergi? Bagaimana mungkin Rasulullah SAW mencintai seseorang yang menghina salah seorang istri beliau (Khadijah) di depan beliau, bahkan ketika sudah meninggal? Bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW mencintai seseorang yang membenci putra beliau Ibrahim, dan menuduh istri beliau, Mariah, berbohong?
Bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW mencintai seseorang yang membenci putri beliau Fathimah Zahra, dan yang membenci saudara dan kemenakannya, Ali bin Abi Thalib, sampai-sampai dia tidak mau menyebutkan nama Ali dan berprasangka baik pada Ali?[1]
Perbuatan-perbuatan semacam itu dibenci oleh Allah SWT dan NabiNya, dan mereka tidak akan mencintai orang yang melakukan perbuatan tersebut, sebab kebenaran adalah bersama Allah dan Rasul-Nya adalah retleksi dari kebenaran, karena itu tidak mungkin bagi beliau untuk mencintai seseorang yang menentang kebenaran. Dalam kenyataannya, tidak saja Rasulullah SAW tidak mencintai dia, bahkan beliau juga memperingatkan umat akan fitnah yang dia akan timbulkan.
Laporan-laporan lemah yang mengklaim adanya cinta yang berlebihan dari Rasulullah SAW kepada Aisyah senyatanya adalah dibuat oleh musuh- musuh Ali. Mereka memberikan kehormatan yang paling tinggi kepada Aisyah manakala dia melayani mereka. Dia meriwayatkan bagi mereka apa yang mereka sukai, dan dia berperang dengan musuh mereka, Ali bin Abi Thalib.
Salah satu alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang mengklaim adanya kecintaan yang berlebihan Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah adalah karena Aisyah cantik dan muda, dan satu-satunya perawan yang beliau nikahi, sebab sebelumnya tidak pernah dinikahi oleh orang lain. Yang lainnya berkata, “Sebab dia adalah putri Abu Bakar Sidiq, sahabat Nabi Muhammad SAW yang menemani beliau di gua (tsur).” Sementara yang lainnya menyatakan, “Sebab dia menghafal separuh agama dari Rasulullah SAW dan dia adalah seorang ahli hukum yang terpelajar.”
Untuk klaim yang pertama, jika saja Nabi Muhammad SAW menikahi dia karena dia cantik dan satu-satunya perawan yang beliau nikahi, lalu apa yang menghalangi beliau dari menikahi perawan-perawan cantik yang kecantikan dan daya tariknya jauh melebihi dia, dan yang memainkan model bagi suku-suku Arab saat ini? Di sisi lain, sejarahwan Sunni sendiri menyebutkan adanya kecemburuan Aisyah kepada Zainab binti Jahsy, Shafiyah binti Huyay dan Mariah Qibt, karena mereka lebih cantik daripada dia.
Nabi Muhammad SAW menikahi Malikah binti Ka’ab yang dikenal karena kecantikannya yang menonjol. Aisyah pergi mengunjungi dia dan berkata, “Tidaklah kamu malu menikahi pembunuh ayahmu sendiri?” Dia (Malikah) lalu mencari perlindungan dari Rasulullah, dan atas kejadian itu lalu beliau menceraikannya. Orang-orangnya lalu datang kepada beliau dan berkata, “Wahai Rasulullah, dia masih muda dan kurang memiliki pengetahuan. Dia telah ditipu, karena itu ambillah dia kembali!” Rasulullah SAW menolak permintaan mereka, padahal pembunuh ayah Malikah adalah Khalid bin Khandama[2]
Narasi ini dengan jelas bahwa Rasulullah SAW tidaklah menikahi seseorang karena kecantikannya, sebab kalau tidak beliau sudah tentu tidak akan menceraikan Malikah binti Ka’ab yang masih muda dan dikenal dengan kecantikannya yang terkemuka.
Narasi ini, juga narasi-narasi lain di bawah, menunjukkan kepada kita metode yang digunakan oleh Aisyah dalam menipu perempuan-perempuan mukminat yang tidak berdosa, dan mencegah mereka dari menikahi Rasulullah SAW. Di sini Aisyah menghasut lewat perasaan Malikah terhadap kematian ayahnya, dan mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Rasulullah SAW, dengan kata-kata, “Tidaklah kamu malu menikahi pembunuh ayahmu sendiri?” Apa yang dapat dilakukan oleh gadis lugu tersebut kecuali meminta perlindungan dari Rasulullah SAW? Padahal, Rasulullah SAW bukan pembunuhnya.
Dilaporkan juga bahwa ketika Asma binti Nu’man dibimbing untuk berdampingan dengan mempelai laki-lakinya (yakni Nabi Muhammad SAW), Aisyah memberi tahu dia bahwa Nabi sangat amat senang dengan perempuan yang ketika mendekati beliau berkata, “Semoga Allah menyelamatkanku dari engkau!”[3]
Di sisi lain muncul pertanyaan, mengapa Nabi Muhammad SAW menceraikan keduanya, yang semata-mata hanyalah korban dari rencana dan tipuan Aisyah? Sebelum pembahasan lebih lanjut, kita harus menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW adalah maksum, dan karena itu beliau tidak akan memaksa seseorang, ataupun melakukan sesuatu yang tidak benar. Oleh karena itu, dalam menceraikan kedua perempuan itu pastilah terdapat hikmah yang diketahui oleh Allah SWT dan Nabi-Nya. Sama halnya, meskipun kelakuan Aisyah sedemikian rupa, pasti terdapat Zikmah sehingga beliau tidak menceraikannya.
Sejauh tentang perempuan yang kedua, yaitu Asma binti Nu’man, sifat naifnya menjadi tampak ketika tipu daya Aisyah mencengkramnya, dan kalimat pertama yang dia sampaikan kepada Rasulullah SAW ketika beliau merentangkan tangan beliau kepadanya adalah “Aku berlindung kepada Allah dari Anda!” Meskipun dia cantik luar biasa, Nabi Muhammad SAW tidak membiarkannya tetap berada pada kecupetan pemikirannya.
Bersama-sama dengan para perawi lainnya, Ibnu Sa’d dalam kitab –at-Tabaqat-nya jilid VIII halaman 145 atas otoritas Ibnu Abbas berkata, Nabi Muhammad SAW menikahi Asma binti Nu’man, dan dia termasuk diantara perempuan yang paling cantik dan sempurna pada masanya.” Barangkali Nabi Muhammad SAW ingin mengajari kita tentang pentingnya pertimbangan intelektual daripada kecantikan fisik, sebab berepa banyak perempuan cantik telah dihantarkan oleh kebodohannya menuju kehancuran ?
Sejauh tentang perempuan yang pertama, yaitu Malikah binti Ka’ab, yang ditipu oleh Aisyah dengan mengatakan kepadanya bahwa suaminya (Nabi Muhammad SAW) adalah pembunuh ayahnya, Nabi Muhammad SAW tidak ingin gadis bodoh ini - yang masih muda dan kurang pengetahuan, sebagaimana yang dibenarkan oleh kaumnya - hidup dalam ketakutan dan teror yang dapat menyebabkan masalah-masalah besar lainnya, khususnya karena Aisyah tidak akan pernah membiarkannya hidup damai bersama Nabi Muhammad SAW. Tidak diragukan lagi, terdapat alasan lain yang diketahui oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak kita ketahui.
1. Lihat Shahih Bukhari, edisi Arab Inggris, hadis ke 3.761 dan 5.727 dan 5.736.
2. at-Tabaqat, Ibnu Sa’d, jilid 8, hal. 148; Ibnu Katsir, jilid 5, hal. 299.
3. al-Mustadrak Hakim, jilid 4, hal 37, tentang Asma; al-Ishabah, Ibnu Hajar Asqalani, jilid 4, hal. 233; at-Tabaqat, Ya’qubi, jilid 2, ha1.69.
Bertaubatlah wahai da'i syi'ah la'natulloh. Penafsiran mu goblok segoblok-gobloknya, lihatlah bagaimana para ulama menafsirkan hadits2 tersebut, bukan ditafsirkan seenak udel mu
BalasHapusAlhamdulillah sudah tobat mas..dengan mengikuti agama Allah dan RasulNya serta Ahlulbaitnya...
BalasHapustaubat mas taubat, inilah yang membuat paham radikal semakin besar, naudzubillahi minzaliq . penafsiran syiah sungguh sesat
BalasHapusAisyah RA tidaklah seperti itu. Ini pemahaman yang salah dan bisa menjerumuskan seseorang pada dosa. Lebih baik pelajari sejarah Islam lebih banyak lagi. Semoga mendapatkan petunjuk
BalasHapusBnerr. Hapus saja dari pada menjerumuskan
HapusLebih baik hapus saja penafsiran seperti ini. Aisyah bukan wanita seperti itu.
BalasHapusApapun pendapar anda tentang Aisyah bint Abu Bakar,ia adalah istri Rasulullah di surga Allah nanti. Karena Rasulullah tidak pernah menceraikannya dan karena Jibril pernah memberitakan kepada Rasulullah bahwa Aisyah adalah istri Rasulullah di surga.
BalasHapusBukankah narasi narasi yang anda ambil bertentangan dengan takdir Allah untuk Aisyah di akhirar nanti? Bahwa dia adalah ahli surga ?
Mudahan anda bisa mempelajari lagi mana kitab atau buku yang benar.
Setuju. Biarlah orang berkata apa tetapi Aisyah akan selalu menjadi pendamping Rasulullah di surga
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenyesatkannn!!!!
BalasHapusRafidhah hati hati mereka suka memenipulasi kisah kisah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAstagfirullah
BalasHapusTaubat mas taubat.. Sbelum allah melaknat..!!!
BalasHapusAstagfirllah...semoga di berikan hidayah yg memiliki pehamahaman seperti ini...aamiin
BalasHapusMaha suci Allah yang telah memberikan perbedaan terhadap hati para manusia. Semoga ditunjukan kebenaran kepada anda dan kita semua sekalian. Semoga Allah mengampuni kita semua. Aamiin.
BalasHapusIya hapus saja. Jangan membuat cerita anda sendiri karena ini di publish bukan diary untk dirimu sendiri
BalasHapusAstaghfirullah..Tolong jangan memanipulasi org lain dengan karangan anda ini!!
BalasHapusAstaghfirullah..... Untuk apa rasulullah menikahi aisyah kalau bkn karena beliau istimewa? Apakah anda(syiah) menuduh kalau pilihan Allah dan Rasul-Nya itu salah....
BalasHapusTerdapat firman ALLAH SWT. yang diturunkan langsung dari langit ke tujuh dan itupun tertera dalam AL-QUR'AN untuk membela kesucian aisyah jadi barang siapa yang menghina aisyah sama saja menghina AL-QUR'AN.
BalasHapusBetul
HapusDasar laknatullah. Tafsiran mu tolol. Hapus saja drpd menimbulkan fitnah!!!!!!!!
BalasHapusWkwkwk gak heran,syiah kafir syirik aja sama ummul mukminin paling dicintai Rasulullah.terserah lu mau bacot apa,yg jelas beliau ttp ummul mukminin yg paling kami hormati krn banyaknya hadist2 shahih yg beliau riwayatkan dan menjadi ilmu bagi kami.dasar syiah tulul👎👎👎
BalasHapusKaum syiah kl lagi baca qur'an surah annuur yg mensucikan sayyidatina 'Aisyah RA diloncatin ya????masak melaknat sayyidah kami,tapi membaca ayat yg mensucikan beliau dan menjamin syurga untuk beliau???
BalasHapusdan oh ya,sekarang...bulan april thn 2020 lagi viral nih lagu "Aisyah istri Rasulullah" panas gak kuping kalian dimana2 dengar ttg betapa cintanya Nabi sama ibunda kami semua itu????panas kaaan kuping kalian???makanya jgn ngaku cinta Nabi kl kalian tidak bisa mencintai yg dicintai Nabi,bahkan paling di cintai beliau
Ini fitnah terhadap Aisyah Istri Rasulullah.. SYIAH sesat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusdari awal baca udah aneh emg kata2nya, tobat mas jaman corona nih walau komen w telat. seenak jidat bilang perilaku ummul mukminin jelek, tak sleding nih ginjalnya
BalasHapusKayaknya di cuman mau menjelek jelekan Aisyah RA
HapusFitnah lebih kejam daripada pembunuhan!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAstaghfirullah. Sungguh celaka bagi orang-orang yang menfitnah ibunda aisyah.
BalasHapusJika mau membantah Dengan dalil bukan dengan melaknat atau sumpah serapah. Atau mental pokoknya,. Karena Penulis menyajikan dalil, itu baru ilmiah namanya
BalasHapusAstagfirullah Cerita ini ditulis 2011 sedangkan saya baru lihat 2020...aisyah ga gitu,apa hak anda menghakimi,bahkan nabi muhammad saja bisa memaafkan, tolong dipahami maksud cemburunya aisyah itu bukan cemburu iri dengki tapi cemburu motivasi aisyah juga ingin seperti khadijah di hati rasul bukan nya seperti yang anda tulis.. Dari awal memang kata kata nya sudah sok paling tahu seolah olah anda menyaksikan langsung perbuatan aisyah padahal tidak!
BalasHapusSyiah itu sesat jadi tidak perlu didengarkan. Saya Aisyah Hafshah (era milenial) yang sedang bicara di sini. Bagaimana Syiah bisa melupakan jika berita kesucian Ummul mukminin Aisyah turun dari langit ketujuh dan akan senantiasa dibaca oleh umat manusia hingga akhir zaman. Selain itu Ummul mukminin Hafshah juga dipertahankan sebagai istri oleh Rasulullah dikarenakan semangatnya dalam beribadah. Bukankah Syiah selalu mengaku sebagai kelompok yang paling mencintai ahlul bait Rasulullah ? Bagaimana mereka bisa berkata begitu keji terhadap ahlul bait Rasulullah yaitu istri-istrinya, terutama terhadap Aisyah, dan Hafshah ? Sebenarnya mereka bersikap demikian karena Iran / Persia tidak suka jika wilayahnya ditaklukan oleh Amirul mukminin Umar bin Khatab karena itu mereka tidak menyukai Abu bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, dan sahabat-sahabat Rasulullah yang lain. Mereka hanya mengaku menyukai beberapa dikalangan ahlul bait yaitu Ali bin Abi Thalib, Fatimah binti Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid, Hasan, dan Husein. Itu pun hanya karena cucu nabi tersebut telah menikahi Putri Persia. Tapi di saat cucu nabi menyerahkan kekhalifahan kepada Bani ummayah, orang-orang Syiah berbalik menyerang cucu nabi. Hingga akhirnya cucu nabi meninggal sebagai syahid. Syiah sejatinya hanya menginginkan kekuasaan saja. Jadi berhati-hati lah saudaraku kaum muslimin. Sesungguhnya orang munafik itu lebih berbahaya dari pada orang kafir. Karena orang munafik itu menghancurkan dari dalam.
BalasHapus