judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Rabu, 12 Januari 2011

Imam Ali (a.s) di dalam legenda Sunda Kuno

oleh Tiyang Jawi Pecinta AhlulBait pada 11 Januari 2011 jam 19:54

Kian Santang adalah Tokoh Tasawwuf dari tanah Pasundan yang ceritanya melegenda khususnya di hati masyarakat Pasundan; dan kaum Tasawwuf ditanah air pada umumnya.



Tokoh Kian-Santang ini, pertama kali berhembus di bumi Pasundan dikisahkan oleh Raden CAKRABUANA atau Pangeran Walangsungsang ketika menyebarkan islam di tanah Cirebon dan Pasundan. Pangeran Cakrabuana adalah anak dari Prabu Siliwangi atau Jaya Dewata raja Pajajaran, yang dilahirkan dari permaisuri ketiga yang bernama Nyi Subang Larang; Subang-larang sendiri adalah murid dari mubaligh kondang yaitu Syekh Maulana-Hasanuddin atau terkenal dengan Syeh Kuro Karawang.



Bermula dari, Ketika Raden Walangsungsang memilih untuk pergi meninggalkan Galuh Pakuan atau Pajajaran ,yang di sebabkan oleh perbedaan haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama "shangyang", pada waktu itulah, diriwayatkan beliau berkelana mensyi'arkan islam bersama adiknya yaitu Rara Santang (ibu dari Syarif Hidayatullah atau "Sunan Gunung Jati")dengan membuka perkampungan di pesisir utara dengan bantuan Ki Gendeg Tapa atau kakeknya. Ayah dari Nyi Subang Larang dan perkampungan inilah yang akhirnya menjadi cikal-bakal Kerajaan Caruban atau Kasultanan Cirebon yang sekarang adalah "Kota Cirebon".



Legenda Kian-Santang sendiri diambil dari sebuah kisah nyata, dari tanah Pasundan tempo dulu yang ceritanya pada waktu itu tersimpan rapi berbentuk buku di perpustakaan Kerajaan Pajajaran.

Karena Pajajaran adalah hasil dari penyatuan dua kerajaan antara Galuh dan kerajaan Sunda Pura,

yang dimana kerajaan Galuh dan Sundapura adalah dua kerajaan pecahan dari Tarumanegara, yang di masa prabu PURNAWARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan Tarumanegara, sengaja dipecah menjadi dua yaitu Tarumanegara yang berganti Sundapura dan ibukota lama menjadi Galuh Pakuan. Dan Jaya Dewata menyatukan kembali dua pecahan kerajaan Taruma Negara menjadi Pajajaran, dengan mengawini dua putri dari kedua kerajaan tersebut. Sehingga secara otomatis kedua kerajaan tersebut menjadi hak waris Jaya Dewata.



Di mana di kisahkan dalam buku tersebut ; tersebutlah pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun 450m pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK LUMAYUNG yang dalam ceritanya "di tataran Sunda dan sekitarnya" ,tak ada yang mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya. hingga suatu saat datang pasukan dari dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaan Tarumanegara. namun berkat Gagak Lumayung ,pasukan TANG dapat di halau dan lari tunggang-langgang meninggalkan Taruma Negara.

semenjak itu Raden Gagak Lumayung diberi sebutan ''KI AN SAN TANG'' atau yang artinya ''penakluk pasukan Tang''



Di ceritakan sang Kiansantang ini karena saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri seperti apa.

Hingga sampailah di suatu ketika saat dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwa di tanah Arab terdapat orang sakti mandraguna yang tak terkalahkan.

Konon: dengan ajian Napak Sancangnya Raden Kian Santang mampu mengarungi lautan dengan berkuda saja.



"Di mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir beliau bertemu seorang kakek ,dan padanya dia minta untuk di tunjukan di mana orang sakti yang Kian Santang maksud tersebut''.

Dan dengan senang hati si-kakek tersebut menyanggupi untuk menunjukkannya, namun sebelumnya dia mengajak dahulu Kian-Santang untuk mampir ke rumahnya.



Alkisah setelah sampai di rumahnya tongkat dari sang kakek tersebut tertinggal di pesisir dan minta kian santang untuk mengambilkannya ,konon dikisahkan si-Kian Santang tak mampu mencabutnya sampai tangannya berdarah-darah ,disitulah Kian Santang baru sadar kalau kakek itu adalah orang yang di carinya.

Dan akhirnya dengan membaca kalimah syahadat yang di ajarkan sang kakek tadi "yang akhirnya menjadi guru spiritualnya" tongkat tersebut dapat di cabut .dan siapakah kakek tersebut? ya dia adalah tak lain dan tak bukan adalah Amirul Mukminin Ali (a.s) , menantu dari baginda Nabi Muhammad ( s.a.w.w )



Cerita tersebut membumi sekali sampai saat sekarang. Dan yang aneh, kebanyakan orang menduga kalau Kian Santang itu adalah Raden Walang Sungsang. Padahal banyak sekali cerita yang sepadan dengan kisah Raden Walang Sungsang tersebut. Yang sesungguhnya dialah yang mengisahkan justru dialah yang di kira pelaku (Raden Walang Sungsang atau Pangeran Cakrabuana) sebagai tokoh yang diceritakan itu. Tujuannya adalah hanya sebagai media dakwah dan penyebaran islam di bumi Cirebon dan sekitarnya.

Sehingga sampai sekarang banyak kalangan yang menyangka Raden Walangsungsang adalah Kian Santang bahkan ada yang menafikan Kian Santang adalah adik Cakrabuana dan kakak dari Rara Santang. Tentu hal ini akan membuat bingung karena Imam Ali (a.s) hidup antara th: 500-650an sedang Raden Walang Sungsang atau babad tanah Cirebon itu sekitar th 1400an.



Raden Walangsungsang mengambil cerita ini dari perpustakaan Kerajaan Pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisahnya, yang di mana Kian Santang setelah pulang dari arab dia ingin meng-islamkan ayahnya Prabu Purnawarman namun di tolaknya dan Kian Santang memilih meninggalkan istana

dan tahtanya di berikan adiknya yaitu Darmayawarman.

Begitu pula Raden Walang Sungsang yang pernah merantau ke arab dan menikahkan adiknya Rara Santang yang di ambil istri oleh putra kerajaan Mesir waktu itu dan pernikahan berlangsung di Mesir yang dari perkawinan inilah nanti akan lahirlah Raden Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Keinginan Walangsungsang untuk meng-islamkan Prabu Siliwangi ditolak mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin bertarung dengan anaknya maka dia memilih mensucikan diri atau bertapa, konon beliau menjelma menjadi macan putih.



sumber: http://my.opera.com/Jiwa558/blog/show.dml/2857408

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah