judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Sabtu, 01 Januari 2011

NASHIBI-pun Di Jadikan Perawi Tsiqah dan Shaduq

oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 31 Desember 2010 jam 14:44

Pada catatan yang lalu telah disebutkan beberapa pembunuh Imam Husain (as) telah dijadikan perawi Tsiqah dan Shaduq dikalangan Ahlu Sunnah, dan dibawah ini adalah sebagian kecil dari para perawi yang jelas-jelas dinyatakan sebagai NASHIBI oleh mereka namun juga yang dinyatakan Tsiqat dan Shaduq.







Hariz bin Utsman al Himshi



Orang ini adalah salah satu perawi yang paling dihormati dalam perawi KITAB ENAM dan ia termasuk yang melampaui batas dalam kebencian kepada Imam Ali bin Abi Thalib [as].



Ibnu Hajar Asqalani menyatakan tentang "keNashibi-an" Hariz bin Utsman sekaligus menyatakan TSIQAH dalam “Taqrib al Tahdib” (h.157 no.1184).





Dzahabi dalam Al-Kasyaf, (1/No.986) berkata :



"Hariz bin Utsman al-Rahbi al-Mashruqi al-Himshi, Rahba merupakan cabang dari suku Himyar. (dia meriwayatkan dari) Abdullah bin Bisr, Khalid bin Ma'adan dan Rashid bin Sa'ad, (yg meriwayatkan darinya) al Yahya Wahadhy, Ali bin Ayash dan Ali bin al-Ja'ad. Tsiqah, diriwayatkan (darinya) sekitar dua ratus hadits dan ia adalah Nashibi, meninggal pada tahun 163 "



Perli dicatat, Dzahabi adalah Ulama Suni, dia meyatakan Kenashibian seseorang, dan sekaligus menyatakan Ketsiqahannya.!



Para pembaca mungkin ingin tahu bagaimana seorang dengan ke-NASHIBI-annya dianggap TSIQAH.

Ibnu Hajar Asqalani dalam Tahdib al Tahdib (j.1 /No.436) :



".... Mu’ad bin Mu’ad berkata; “aku tidak berfikir bahwa aku melihat seseorang di syam yang lebih baik darinya”...Al-Ajuri berkata; “Abu Dawud berkata bahwa Syaikh al Hariz adalah Tsiqah dan aku bertanya Ahmad bin Hanbal tentang Hariz, ia berkata; “Tsiqah, tsiqah”...Duhaim berkata : “Isnad-nya Shahih” dan ia berkata lagi; “Tsiqah”. Al-Mufadhal bin Ghasan berkata : “Tsabit”...Ahmad bin Abi Yahya meriwayatkan bahwa Ahmad (ibn Hanbal) berkata; “Hadis Hariz Shahih tapi ia membenci Ali"..Al-Ijli berkata; “TSIQAH dan ia MEMBENCI ALI”. Amr bin Ali berkata; “Ia membenci Ali”....Hariz bin Ustman berkata; Hadis yang diriwayatkan orang-orang dari Nabi; “Ali bagiku adalah sebagaimana Harun bagi Musa” itu benar tapi perawi salah dengar, yang benar adalah “Ali bagiku adalah sebagaimana Qarun bagi Musa”....Ibn Hiban meriwayatkan; “Ia (Hariz) melaknat Ali tujuh puluh kali sehari dan tujuh puluh kali dimalam hari”





Sebenarnya apa yang dipakai oleh standar ahlusunnah dalam memberikan kriteria Tsiqah kepada seorang perawi, hadis tentang Ali sebagaimana Haruun disisi Musa bagi Rasulullah adalah riwayat shahih, bagaimana dengan Hariz bisa dinyatakan Tsiqah sedangkan ia telah memelintir hadis Rasulullah (saww) bahkan menyamakan Ali (as) dengan Qarun..! bukankah seorang Tsiqah harusnya menyampaikan sesuatu yang benar..!? dan ini sebuah penghinaan dan pelecehan yang tertuju kepada Imam Ali (as)..!



Bagaimana ulama ahlusunnah bisa menyatakan bahwa yang melecehkan Abu Bakar maka ia kafir, sedangkan NASHIBI yang melecehkan dan menghina bahkan melaknat Imam Ali as ( seorang paling mulia dan paling berilmu setelah Rasulullah saww) dinyatakan TSIQAH..?!





Tsaur bin Yazid Al-Kala'iy



Tercatat dalam Tabaqat ibn Sa'ad, [dibawah nama Tsaur bin Yazid al-Kala'iy] :



“...Tsiqah dalam hadis. Dikatakan bahwa ia penganut qadaria. Ia wafat 152 H di Baitul Muqadas pada masa kekhalifahan Abu Ja’far saat berusia 60 tahun lebih. Kakek dari Tsaur bin Yazid hadir di Shifin dan bergabung bersama Muawiyah dan terbunuh diperang yang sama (perang Shifin). Kapanpun disebutkan nama Ali as, ia berkata; “Aku tidak mencintai orang yang membunuh kakekku”

http://al-eman.com/library/book/book-view.htm?id=54#s8 (ONLINE : الطبقات الكبرى ** المؤلف : ابن سعد)







"...Riwayatnya ada dalam Bukhari dan empat kitab (lainnya)...Ustman al-Darmi meriwayatkan Duhaim berkata; “Tsaur bin Yazid adalah Tsiqah dan hadisnya Shahih dan aku tidak pernah melihat seseorang meragukan bahwa ia Qadariah...”. Abbas al-Duri meriwayatkan bahwa Yahya bin Mu’in berkata; “Tsaur bin Yazid Tsiqah”...Muhammad bin Auf dan Nasa’i berkata mengenainya; “Tsiqah”. Abu Hatim berkata :”Tsiqah dan Hafidh”...Abu Dawud mengatakan; “Tsiqah”...Ibn Hiban memasukkannya dalam (kitabnya) “Al Tsiqat” penganut “Qadariah”...Ahmad berkata; “Tidak ada yang jelek darinya”. (Tahdib al Tahdib, 2/ no. 57)







Khalid bin Salmah bin al-Ash



Ibn Hajar mengatakan bahwa ia adalah Khalid bin Salmah bin Al-Ash bin Hisyam bin Mughirah al-Makhzumi....ia Shaduq. Dan dituduh sebagai Murjiah dan Nashibi (untuk keterangan lebih panjang silahkan rujuk Taqrib al Tahdib h.189/no. 1641)







Ibn Hajar mencatat (Tahdib al Tahdib, 3 /No.18)



Diriwayatkan (darinya) dalam Bukhari , shahih muslim dan empat kitab lainnya..

Ahmad bin hanbal, ibn Muin, Ibn al-Madini, Amar, Ya’qub bin Syaibah dan Nasa’i menyatakan ia TSIQAH.

Abu Hatim : “Seorang Syaikh, dan hadisnya dapat dicatat”

Ibn Hiban menyebutkannya dalan “al-Tsiqat”.

Muhammad bin Hamid meriwayatkan bahwa Jarir berkata : “alFa’fa (sebutan baginya) adalah ketua ( sekte) Murjiah, dan ia membenci Ali”

Ibn 'Aisyah mengatakan : “Ia mengucapakan syair untuk Bani Marwan yg mana ia tidak respek kepada al-Musthafa (saww)”



Kebencian kepada Imam Ali (as) bisa tetap dikatakan sebagai Tsiqah dan Shaduq, diterima hadisnya dan lain-lain, bahkan mereka bungkam, namun ketika kemarahan seseorang kepada sahabat lain mereka seperti kebakaran jenggot dan marah-marah, bahkan mengkafirkan..!



Sebagaimana disebutkan diawal, melecehkan Abu Bakar maka ia KAFIR, namun menghina, melecehkan dan melaknat Imam Ali (as) ia tetap tergolong TSIQAH dan SHADUQ..!



Jadi begitukah model kecintaan golongan yang menyebut dirinya sebagai pengikut sunnah..?



Ini hanya sebagian kecil para NASHIBI yang dijadikan perawi-perawi tsiqah Ahlussunnah, masih ada puluhan lainnya, dan diatas hanyalah sedikit bukti yang tampak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah