Posted on November 21, 2010 by syiahali
Berawal dari membuka file-file lama [sambil mengingat kenangan semasa muda] kami membaca tulisan tempo dulu dari seseorang yang begitu bersemangat membela keutamaan Muawiyah. Diantara pembelaannya, ia menolak pernyataan Ishaq bin Rahawaih yang menyatakan “Tidak ada satupun hadis shahih keutamaan Muawiyah”. Dikatakan salafy kalau Atsar Ibnu Rahawaih tersebut tidak tsabit karena terdapat perawi yang majhul.
أنبأنا زاهر بن طاهر أنبأنا أحمد بن الحسن البيهقى حدثنا أبو عبد الله الحاكم قال سمعت أبا العباس محمد بن يعقوب بن يوسف يقول سمعت أبى يقول سمعت إسحاق بن إبراهيم الحنظلي يقول : لا يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم في فضل معاوية بن أبى سفيان شئ
Telah menceritakan kepada kami Zahir bin Thahir yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Husain Al Baihaqi yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al Hakim yang berkata aku mendengar Abul Abbas Muhammad bin Ya’qub bin Yusuf yang berkata aku mendengar ayahku berkata aku mendengar Ishaq bin Ibrahim Al Hanzali yang berkata “Tidak sahih satu hadispun dari Nabi SAW tentang keutamaan Muawiyah bin Abu Sufyan” [Al Maudhu’at Ibnu Jauzi 2/263]
Mereka yang menolak atsar ini menyatakan kalau Ya’qub bin Yusuf adalah seorang yang majhul sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Perkataan ini tidaklah benar, atsar ini shahih karena Ya’qub bin Yusuf ayah Al Asham adalah seorang yang shaduq hasanul hadis dan ia sahabat Ishaq bin Rahawaih. Tidak ada satupun ulama hadis yang menjarh-nya dan telah meriwayatkan darinya sekumpulan perawi tsiqah diantaranya Muhammad bin Makhlad Ad Duuriy, Abdurrahman bin Abi Hatim, Muhammad bin Qasim Al Atakiiy dan Anaknya Abul Abbas Al ‘Asham Muhammad bin Ya’qub bin Yusuf.
* Zahir bin Thahir disebutkan oleh Adz Dzahabi bahwa ia seorang Syaikh Alim Al Muhaddis Al Mufid Al Mu’ammar [As Siyar 20/9] telah meriwayatkan darinya sekumpulan para hafizh. Ibnu Najjar menyatakan kalau ia seorang yang shaduq [Lisan Al Mizan juz 2 no 1892]
* Ahmad bin Husain Al Baihaqi atau yang lebih dikenal dengan Imam Baihaqi penulis kitab Sunan yang masyhur. Adz Dzahabi menyebutnya Al Hafizh Allamah Tsabit Al Faqih Syaikh Al Islam [As Siyar 18/163]
* Abu Abdullah Al Hakim adalah Al Hafizh penulis kitab Mustadrak yang terkenal. Al Khalili menyatakan ia tsiqat [Al Irsyad 2/492]. Al Khatib juga menyatakan ia seorang Hafizh dan tsiqat [Tarikh Baghdad 3/93 no 1096]
* Abul Abbas Muhammad bin Ya’qub bin Yusuf yang dikenal dengan Al ‘Asham. Adz Dzahabi menyebutnya Al Imam Al Muhaddis. Al Hakim menukil dari Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Abu Nu’aim bin Adiy dan Ibnu Abi Hatim bahwa Al ‘Asham seorang yang tsiqat [As Siyar 15/452-458 no 258]
* Ya’qub bin Yusuf bin Ma’qil bin Sinan adalah Ayah Al ‘Asham keterangan tentangnya disebutkan oleh Adz Dzahabi dalam biografi Al ‘Asham. Adz Dzahabi menyebutkan kalau ia adalah sahabat Ishaq bin Rahawaih dan Ali bin Hujr dimana Al Hakim telah memujinya dan telah meriwayatkan darinya sekumpulan perawi tsiqat yaitu Muhammad bin Makhlad Ad Duury, Abdurrahman bin Abi Hatim, Muhammad bin Qasim Al Atakiiy dan anaknya Abul Abbas Al ‘Asham [As Siyar 15/453]. Muhammad bin Makhlad seorang Imam yang tsiqat ma’mun [Su’alat Hamzah 1/29 no 38]. Abdurrahman bin Abi Hatim adalah Al Imam Al Hafizh Syaikh Al Islam [Tazkirah Al Huffaz 3/34 no 812]. Muhammad bin Qasim Al Atakiiy seorang Al Imam Al Muhaddis Al Manhsur yang dikatakan shaduq [As Siyar 15/529 no 305] dan Al ‘Asham telah disebutkan kalau ia seorang Imam Muhaddis yang tsiqat. Tidak ada satupun ulama yang mencacatkan Ya’qub bin Yusuf bahkan telah meriwayatkan darinya para Imam Hafizh yang tsiqat maka kedudukan dirinya adalah shaduq hasanul hadis. Apalagi disebutkan kalau ia adalah sahabat Ishaq bin Rahawaih maka penyimakannya dari Ishaq adalah shahih.
* Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali atau yang dikenal Ishaq bin Rahawaih adalah seorang Al Imam Al Hafizh Al Kabir dimana Nasa’i menyatakan tsiqat ma’mun dan Abu Zur’ah berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih hafizh dari Ishaq” [Tadzkirah Al Huffaz 2/17-18 no 440]. Ibnu Hajar menyatakan ia seorang hafizh mujtahid yang tsiqat [At Taqrib 1/78 no 332]
Kesimpulan dari pembahasan singkat ini adalah Ishaq bin Rahawaih memang mengakui kalau tidak ada satupun hadis shahih dari Nabi SAW tentang keutamaan Muawiyah dan memang demikianlah keadaannya. Hadis yang sering dijadikan hujjah keutamaan Muawiyah oleh salafiyun adalah hadis yang dhaif, tidak tsabit sanadnya dan matannya mungkar tetapi salafy tetap bersikeras untuk membela keutamaan pemimpin sang pemberi petunjuk bagi mereka yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar