judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Senin, 22 April 2013

Arti kata Istiwa bagi Allah



oleh: Qosim bin Ali

Alasan wahabi menuduh madzhab asy’ari menolak sifat Alloh adalah karena madzhab asy’ari menolak sifat istawa. Padahal tidak demikian. Madzhab asy’ari sama sekali tidak menolak sifat Alloh. Sampai disini dapat kita fahami bahwa wahabi dan asy’ari sama-sama menerima sifat istawa Alloh. Perbedaannya adalah dalam hal memahami istawa itu. Menurut wahabi istawa bermakna istiqror. Kunjungi link berikut https://www.facebook.com/qosimibn.aly/posts/455681901173041?notif_t=like

Mari kita kaji masalah ini. Thoha: 5
الرحمن علي العرش استوى
Menurut wahabi استوى bermakna استقر . Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah menetap. Dengan demikian dapat dipahami bahwa menurut wahabi Alloh menetap di atas Arsy.
Tetapi kepahaman seperti itu bertentangan dengan surat Al-Baqoroh: 115,
ولله المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله
Artinya: “Kepunyaan Alloh lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Alloh.”

Ayat ini memberi kepahaman bahwa Alloh ada dimana-mana. Dengan demikian Alloh tidak menetap di suatu tempat. Jika kata istawa dalam surat Thoha: 5 diartikan secara bahasa yaitu istiqror (menetap) maka bertentangan dengan al-baqoroh: 155 yang menunjukan bahwa Alloh ada dimana-mana, atau dengan kata lain Alloh tidak menetap pada suatu tempat. Oleh karena dalam Al-Qur’an mustahil terjadi pertentangan, maka tidak ada jalan keluar kecuali memahmi Thoha: 5 dengan tidak melihat makna literalnya. Dalam madzhab Asy’ari, ini disebut ta’wil.

Menurut madzhab Asy’ari, istawa bermakna istaula, menguasai. Imamal-Lughawiy Abu al Qasim al-Husain ibn Muhammad yang lebih dikenal dengan sebutan ar-Raghib al-Ashbahani (w 502 H), berkata: "Kata Istawâ, jikadijadikan Fi'il Muta'addî (kata kerja yang membutuhkan objek) dengan ditambahkan "'Alâ" maka maknanya tertentu hanya dalam pengertian manguasai, seperti dalam firman Allah: "ar-Rahmân 'Alâ al-'ArsyIstawâ" (QS. Thaha: 5)". (al-Mufradât FîGharîb al-Qur'ân, h. 251).

Selainar-Raghib al-Ashbahani masih panjang daftar nama pakar bahasa lainnya yang telah mengungkapkan pemaknaan Istawâ dengan Istawlâ, di antaranya; al-Lughawiy Ahmad ibn Muhammad ibn Ali al-Fayyumi (w 770 H) dalam kitab kamus al-Mishbâh al-Munîr, al-Lughawiy Abu Ishaq az-Zajjaj (w 311 H) dalam Ma'ânî al-Qur'ân, al-Lughawiy Abu al-Qasimaz-Zajjaji (w 340 H) dalam kitab Isytiqâq Asmâ' Allâh, al-Lughawiy Ibn Manzhur (w 711 H) dalam Lisân al-'Arab, Imam al-Lughawiy al-Hâfizh Muhammad Murtadla az-Zabidi (1205 H) dalam Ithâf as-Sâdahal-Muttaqîn dan lainnya.

Dapat dipahami bahwa menurut wahabi, Alloh istawa (menetap) di atas Arsy. Sedangkan menurut Madzhab Asy’ari, Alloh istawa (menguasai) atas Arsy. Jadi dalam pandangan wahabi Alloh memiliki tempat. Sedangkan menurut madzhab Asy’ari, Alloh tidak memiliki tempat. Mari kita lihat pendapat ulama salaf dari golongan sahabat Nabi hingga tabit tabiin.

1. Imam Aly KW.
Beliau adalah salah satu sahabat Nabi SAW. Kata beliau Alloh ada tanpa tempat.
كان الله ولا مكان وهو الأن علي ما عليه كان
(Al-Farqu Bainalfiroq, hlm 333)

2. Imam Zainal Abidin, Ali Bin Husain
Beliau adalah seorang tabi’in. Kata beliau Alloh tidak berada di suatu tempat.
أنت الله الذي لا يحويك مكان
(Ittihafussadah AL-Muttaqin, juz 4 hlm 380)

3. Imam Ja’far Shodiq
Menurut beliau orang yang mengatakan Alloh berada di atas sesuatu maka dia kafir.
من زعم أن الله في شيء أو من شيء أو علي شيء فقد كفر
(Risalah Qusyairiyah, hlm 6)

Dalam kitab Kafa Taqriban Lil Umah Bismissalaf dinukilkan pendapat imam 4 madzhab bahwa menurut mereka, Alloh ada tanpa tempat. Di sini saya hanya akan menukilkan ucapan Imam Syafi’i. Kata beliau:
إنه تعالى كان ولا مكان
(Kafa Taqriban Lil Umah Bismis Salaf, hlm 61-65)

Sebenarnya masih banyak pendapat ulama-ulama salaf yang menyatakan bahwa Alloh tidak memiliki tempat. Namun cukuplah pendapat-pendapat di atas sebagai bukti bahwa pendapat madzhab Asy’ari telah sesuai dengan pendapat ulama salaf bahwasanya ALLOH TIDAK MEMILIKI TEMPAT.

Perhatikan ucapan Dani Iskadar; "siapa yang mengartikan istiwa dengan duduk. Dan siapa yang mengatakan ALLAH butuh tempat duduk. Istiwa istiqror, ALLAH berada di atas 'arsy-Nya dan hanya ALLAH. yang mengetahui kaifiyah-Nya.

Ucapan ini menunjukan bahwa wahabi memaknai istawa dengan istiqror (Menetap). Pertanyaannya: Siapa ulama salaf yang berpendapat bahwa istawa bermakna istiqror? Jawab Wahai Wahabiyun !!!

1 komentar:

  1. He kaum asy ari...knpa kalian mknai istwa cm 1 mkna...pdhl istwa itu mlkakt pd imbuhan 'ALA.. ??
    Dan atsar2 salaf itu bnr...bhw tdk ada mksd utk mnijsmkan alloh. Namun yg prlu anda fahami bhw atsar trbut berdiri sndiri tnpa didahului lndsan ayat atau sbda sblmnya..shingga tdk brsndr pd lndsan..

    Cntoh..kafir org yg beranggapan alloh diatas sesuatu. Ini bnr..tpi bkn brti lntas mnafikan firman Alloh istawa ala arsy..
    Krn mrka brftwa saat itu tdk mngenai ayat tsb jd kaidah itu gk bisa dikatakan bhw ftwa itu mngarah pd mslh istawa..
    Dmikian juga atsar2 yg lain..tdk mngarah dlm bhsan istawa alloh..

    Faham Anda..??

    BalasHapus

Allah