Oleh Ibnu Jakfari
.
Ada sebuah dokumen yang rasa-rasanya agak rahasia terlanjur ditulis oleh sebagian ulama Ahluusunnah… dokumen rahasia tentang persekongkolan sebagian sahabat (tentunya yang munafik) untuk membunuh Nabi Muhammad saw. dengan menggelincirkan kendaraan yang beliau tunggangi dari atas tebing tajam yang sangat tinggi sepulang beliau dari perang Tabûk. Dokumen kejahatan itu mereka sebutkan terkait dengan tafsir ayat 74 surah at Taubah [9]:
.
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ ما قالُوا وَ لَقَدْ قالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَ كَفَرُوا بَعْدَ إِسْلامِهِمْ وَ هَمُّوا بِما لَمْ يَنالُوا وَ ما نَقَمُوا إِلاَّ أَنْ أَغْناهُمُ اللَّهُ وَ رَسُولُهُ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْراً لَهُمْ وَ إِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذاباً أَليماً فِي الدُّنْيا وَ الْآخِرَةِ وَ ما لَهُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَ لا نَصيرٍ
“Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali- kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.”
Ketika menerangkan ayat di atas, khususnya: , dan (mereka) mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, para mufassir Ahlusunnah begitu serius “melansirkan isu itu”… mereka benar-benar telah “menuduh” ada sekelompok sahabat (yang namanya dirahasiakan) telah berencana dan bermakar jahat hendak mengbahisi nyawa Junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Tentang ayat di atas, Ibnu Katsir berkata:
.
و قد ورد أن نفرا من المنافقين هموا بالفتك بالنبي صلى اللّه عليه و سلم و هو في غزوة تبوك، في بعض تلك الليالي في حال السير، و كانوا بضعة عشر رجلا، قال الضحاك: ففيهم نزلت هذه الآية
“Dan telah datang riwayat bahwa ada sekelompk orang munafik bermaksud membunuh Nabi saw. ketika dalam peperangan tabuk pada salah satu malam dalam perjalanan pulang beliau. Mereka berjumlah belasan orang. Adh- Dhahhâk berkata, ‘Untuk merekalah ayat ini turun.’”
.
Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan bukti kebenaran pendapat ini dengan mengutip beberapa riwayat para ulama dalam masalah ini, seperti riwayat al Baihaqi yang telah lewat, riwayat Imam Ahmad, Imam Muslim dan lainnya.
Dalam sebagian riwayat dikatakan bahwa yang bermaksud membunuh Nabi saw. itu adalah seorang dari suku Quraisy!
Dalam tafsir al Jalâlain (tafsir yang paling merakyat di kalangan pesantren-pesantren tradisional di bumi Indonesia) juga dijelaskan demikian ayat tersebut:
.
وَ هَمُّوا بِما لَمْ يَنالُوا من الفتك بالنبي ليلة العقبة عند عوده من تبوك وهم بضعة عشر رجلا فضرب عمار بن ياسر وجوه الرواحل لما غشوه فردوا
“dan (mereka) mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya yaitu untuk membunuh Nabi di malam ‘Aqabah (tebing) sepulang beliau dari Taubuk. Mereka berjumlah belasan orang. Ammâr bin Yâsir memuluk wajah-wajah kendaraan mereka dan menghalaunya ketika mereka hendak mengerumuni Nabi saw.”
.
Ibnu Jauzi juga menyebutnya dalam tafsir Zâdul Masîr-nya. Ia berkata:
.
و الثاني: أنّها نزلت فيهم حين همّوا بقتل رسول اللّه صلى اللّه عليه و سلم، رواه مجاهد عن ابن عباس، قال: و الذي همّ رجل يقال له: الأسود. و قال مقاتل: هم خمسة عشر رجلا، همّوا بقتله ليلة العقبة.
“Pendapat kedua: Ayat ini turun tentang mereka yang berniat membunuh Rasulullah saw.. demikian diriwayatkan Mujahid dari Ibnu Abbas, ia berkata, ‘Yang berniat membunuh adalah seorang bernama Aswad. Muqatil berkata, ‘Mereka berjumlah lima belas orang. Mereka berniat membunuh Nabi saw. di malam ‘Aqabah.”
.
Al Alûsi dalam tafsir Rûh al Ma’âni-nya juga menegaskan adanya persekongkolan para sahabat untuk membunuh Nabi saw. itu sepulang dari pertempuran Tabûk itu.
Serta masih banya lagi kutipan para ulama Ahlusunnah yang “menuduh” para sahabat itu telah berencana membunuh Nabi Muhammad saw.
Sekilas Peristiwa Makar Itu
Bersama sahabat kepercayaan beliau; Hudzaifah dan Ammâr bin Yâsir, Nabi saw. menempuh jalan pintas dengan melalui tebing sebuah gunung yang tajam, dan meminta sabahat beliau berjalan melewati jalan biasa. Tetapi ada belasan sabahat munafik membuntuti beliau. Mereka mengenakan penutup wajah. Dengan tujuan sesampainya di atas tebing, mereka akan mendorong kendaraan beliau agar terjungkir jatuh ke dalam jurang. Nabi saw. mengetahui rencana jahat mereka yang membuntuti beliau menaiki tebing itu. Nabi meminta Hudzaifah untuk mengusir mereka! Ia pun bergegas mengusir mereka. Sekembalinya, Nabi saw. bertanya kepadanya, ‘Tahukan engkau siapa mereka? Dan apa rencana mereka? Hudzaifah menjawab, aku tidak kenali wajah-wajah mereka karena mereka menggunakan penutup wajah. Tetapi aku kenali kendaraan-kendaraan milik mereka. Kemudian Nabi saw. memberitahukan kepada Hudzaifah nama-nama mereka dan bahwa mereka itu berencana membunuh beliau dengan menggelindingkan kendaraan tunggangan beliau ke dalam jurang! Hudziafah berkata, ‘Mengapa tidak Anda perintahkan saja agar mereka dibunuh? Nabi saw. mengatakan, bahwa beliau tidak mau nanti orang-orang berkata bahwa Muhammad membunuh sabahatnya sendiri!
.
Untuk menyingkap waktu perhatikan rincian dokumen rahasia ini dalam riwayat para ulama Ahlusunnah!
.
و أخرج البيهقي في الدلائل عن عروة رضى الله عنه قال رجع رسول الله صلى الله عليه و سلم قافلا من تبوك إلى المدينة حتى إذا كان ببعض الطريق مكر برسول الله صلى الله عليه و سلم ناس من أصحابه فتآمروا أن يطرحوه من عقبة في الطريق فلما بلغوا العقبة أرادوا أن يسلكوها معه فلما غشيهم رسول الله صلى الله عليه و سلم أخبر خبرهم فقال من شاء منكم أن يأخذ بطن الوادي فانه أوسع لكم و اخذ رسول الله صلى الله عليه و سلم العقبة و اخذ الناس ببطن الوادي الا النفر الذين مكروا برسول الله صلى الله عليه و سلم لما سمعوا ذلك استعدوا و تلثموا و قد هموا بأمر عظيم و أمر رسول الله صلى الله عليه و سلم حذيفة بن اليمان رضى الله عنه و عمار بن ياسر رضى الله عنه فمشيا معه مشيا فأمر عمارا أن يأخذ بزمام الناقة و أمر حذيفة يسوقها فبينما هم يسيرون إذ سمعوا وكزة القوم من ورائهم قد غشوه فغضب رسول الله صلى الله عليه و سلم و أمر حذيفة أن يردهم و أبصر حذيفة رضى الله عنه غضب رسول الله صلى الله عليه و سلم فرجع و معه محجن فاستقبل وجوه رواحلهم فضربها ضربا بالمحجن و أبصر القوم وهم متلثمون لا يشعروا انما ذلك فعل المسافر فرعبهم الله حين أبصروا حذيفة رضى الله عنه و ظنوا ان مكرهم قد ظهر عليه فاسرعوا حتى خالطوا الناس و أقبل حذيفة رضى الله عنه حتى أدرك رسول الله صلى الله عليه و سلم فلما أدركه قال اضرب الراحلة يا حذيفة و امش أنت يا عمار فاسرعوا حتى استووا بأعلاها فخرجوا من العقبة ينتظرون الناس فقال النبي صلى الله عليه و سلم لحذيفة هل عرفت يا حذيفة من هؤلاء الرهط أحدا قال حذيفة عرفت راحلة فلان و فلان و قال كانت ظلمة الليل و غشيتهم وهم متلثمون فقال النبي صلى الله عليه و سلم هل علمتم ما كان شأنهم و ما أرادوا قالوا لا و الله يا رسول الله قال فإنهم مكروا ليسيروا معى حتى إذا طلعت في العقبة طرحوني منها قال أفلا تامر بهم يا رسول الله فنضرب أعناقهم قال أكره أن يتحدث الناس و يقولوا ان محمدا وضع يده في أصحابه فسماهم لهما و قال اكتماهم
Imam al Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Dalâil-nya dari Urwah ia berkata, “Rasulullah saw. puulang dari tabuk menuju kota Madinah, sesampainya di sebagian jalan, sekelompok orang dari sahabat beliau berbuat makar. Mereka bersekongkol untuk menjatuhkan beliau saw. dari atas tebing di jalan itu. Sesampainya mereka di ujung tebing itu, mereka bermaksud berjalan di sana bersama-sama Nabi saw. ketika telah bergabung, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat, ‘Siapa yang ingin menempuh jalan lewat perut lembah silahkan, ia lebih lebar untuk kalian!’ Sementara Rasulullah saw. melewati jalan tebing itu. Para sahabat melewati perut lembah kecuali beberapa orang yang berencana berbuat makar terhadap Rasulullah saw. Ketika beliau mendengar pengumuman itu mereka bersiap-siap dan mengenakan penutup wajah dan berencana melakukan makar besar. Rasulullah saw. memerintahkan Hudzaifah bin al Yamân ra. Dan Ammâr bin Yâsir ra.. Keduanya berjalan bersama beliau, Ammâr diperintah untuk memegang kendali kendran beliau, sementra Hudzaifah diminta untuk menuntunnya. Ketika mereka sedang berjalan, mereka mendengar suara suara langkah-langkah mereka (yang bermakar itu). Mereka berusa menerobos rombongan Nabi saw. Beliau marah dan memerintahkan Hudzaifah untuk menghalau mereka. Hudzaifah melihat marah Rasulullah saw.. Hudzaifah kembali ke belakang dengan membawa tongkat kecil untuk menghalau mereka. Hudzaifah menghadap wajah-wajah kendaraan mereka dan memukulnya dengan tongkat itu. Hudzaifah melihat mereka dalam keadaan mengenakan penutup wajah seperti kebiasaan sebagian kaum musafir. Allah menanamkan rasa takut dalam hati mereka ketika mereka melihat Hudzaifah ra. dan mereka mengira bahwa Hudzaifah mengetahui rencana jahat mereka terbongkar. Mereka bercepat-cepat lari dan bergabung dengan orang-orang lain. Hudzaifah ra. kembali kepada Rasulullah saw., setelah sampai, beliau memerintahnya dan Ammâr agar bercepat-cepat menuntun kendaraan beliau sehingga sampai di puncak tebing itu dan setelahnya mereka keluar darinya sambil menanti rombongan lain yang menempuh jalan perut lembah.
Nabi saw. berkata Hudzaifah, ‘Hai Hudzaifah, akapah engkau mengenal seorang dari mereka itu?
Hudzaifah menjawab, ‘Aku mengenali kendaraan-kendaraan itu milik si fulan dan si fulan. Gelapnya malam menutupi wajah mereka di samping itu mereka mengenakan penutup wajah.”
Nabi saw. bersabda, “Tahukan kamu apa mau mereka?”
Tidak. Demi Allah. Jawab Hudzaifah.
Nabi saw. menjelaskan, “Mereka berencana jahat membunuhku. Mereka ikut berjalan bersamaku sehingga ketika sampai di atas tebing mereka akan melemparkanku dari aatasnya.”
Hudzaifah berkata, “Mengapakah tidak Anda perintahkan saja agar kami penggal leher-leher mereka?!”
Nabi saw. “Aku tidak suka nanti orang-orang berkata Muhammad membunuh sahabatnya sendiri.”
Kemudian Nabi saw. menyebutkan nama-nama mereka untuk Hudzaifah dan Ammâr dan meminta keduanya merahasiakan.[1]
.
Riwayat-riwayat senada juga telah disebutkan oleh para ulama seperti Syeikh Jalaluddin as Suyuthi dalam tafsirnya dan lainnya.
Di bawah ini saya sebutkan teks asli riwayat tanpa terjemahan sekedar untuk melengkapi.
و أخرج البيهقي في الدلائل عن ابن اسحق نحوه و زاد بعد قوله لحذيفة هل عرفت من القوم أحدا فقال لا فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ان الله قد أخبرني بأسمائهم و أسماء آبائهم و سأخبرك بهم ان شاء الله عند وجه الصبح فلما أصبح سماهم له عبد الله بن أبى سعد و سعد بن أبى سرح و أبا حاصر الاعرابى و عامر و أبا عامر و الجلاس بن سويد بن الصامت و مجمع بن حارثة و مليحا التيمي و حصين بن نمير و طعمة بن أبيرق و عبد الله بن عيينة و مرة بن ربيع فهم اثنا عشر رجلا حاربوا الله و رسوله و أرادوا قتله فاطلع الله نبيه صلى الله عليه و سلم على ذلك و ذلك قوله عز و جل وَ هَمُّوا بِما لَمْ يَنالُوا و كان أبو عامر رأسهم و له بنوا مسجد الضرار و هو أبو حنظلة غسيل الملائكة
و أخرج ابن سعد عن نافع بن جبير بن مطعم قال لم يخبر رسول الله صلى الله عليه و سلم بأسماء المنافقين الذين تحسوه ليلة العقبة بتبوك غير حذيفة رضى الله عنه وهم اثنا عشر رجلا ليس فيهم قريشي و كلهم من الأنصار و من حلفائهم
و أخرج البيهقي في الدلائل عن حذيفة بن اليمان رضى الله عنه قال كنت آخذ بخطام ناقة رسول الله صلى الله عليه و سلم أقود به و عمار يسوقه أو أنا أسوقه و عمار يقوده حتى إذا كنا بالعقبة فإذا أنا باثني عشر راكبا قد اعترضوا فيها قال فأنبهت رسول الله صلى الله عليه و سلم فصرخ بهم فولوا مدبرين فقال لنا رسول الله صلى الله عليه و سلم هل عرفتم القوم قلنا لا يا رسول الله كانوا متلثمين و لكنا عرفنا الركاب قال هؤلاء المنافقون إلى يوم القيامة هل تدرون ما أرادوا قلنا لا قال أرادوا ان يزحموا رسول الله صلى الله عليه و سلم في العقبة فيلقوه منها قلنا يا رسول الله الله الا تبعث إلى عشائرهم حتى يبعث إليك كل قوم برأس صاحبهم قال لا انى أكره ان تحدث العرب بينها ان محمدا قاتل بقوم حتى إذا أظهره الله بهم أقبل عليهم يقتلهم ثم قال اللهم ارمهم بالدبيلة قلنا يا رسول الله و ما الدبيلة قال شهاب من نار يوضع على نياط قلب أحدهم فيهلك
.
Ibnu Jakfari Berkata:
Kami tidak mengerti bagaimana sahabat yang berencana membunuh Nabi Muhammad saw. juga diyakini keadilannya?
Dan karena kita tidak mengenali nama-nama mereka maka bukankah merisaukan jika kita mengambil agama dari sembarang sahabat? Jangan-jangan mereka yang kita banggakan dan kita jadikan rujukan dan panutan dalam agama termasuk dari mereka yang bermakar terhadap Nabi kita saw.?
Siapa tahu?
Apa yang menjamin kita bahwa yang selama ini kita banggakan ternyata bukan mereka yang bermakar jahat terhadap Nabi penutup, kekasih Allah Muhammad ssaw.?
[1] Tafsir ad Durrul Mantsûr,3358.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar