judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Selasa, 18 September 2012

Kupas Tuntas Abdullah bin Saba 5

Mengapa Harus Abdullah bin Saba’?
Dalam menjawab pertanyaan di atas, akan terlihat inti permasalahan dalam peluncuran serangkaian episode dongeng Abdullah ibn Saba’. Sebab apabila ditelusuri benang merah dan dicari argumentasinya dalam Al Qur’an dan Sunnah, akan tampaklah pemikiran Syi’ah tentang konsep imamah dan seluruh hal yang terkait dengannya, serta polemik yang terjadi antara mereka dan penganut sekte-sekte Islam lain. Konsep Syi’ah tentang wasiat, kemaksuman dan lainnya akan menyingkirkan mereka yang tidak memenuhi syarat di atas dari panggung imamah dan kepemimpinan umat. Dan ini adalah bencana besar bagi pemikiran non-Syi’ah, yang akan menggoyah kemapanan kemapanan keberagamaan mereka. Oleh karenanya, pemikiran mereka harus dikaitkan dengan sumber non-Islam dan diidentikkan dengan pemikiran Yahudi. Maka diciptakanlah lakon yang mereka sebut dengan nama Ibnu Saba’ untuk menjadi kambing hitam dan agar semua kecaman dialamatkan kepadanya, sebab dialah yang telah merusak kesatuan umat Islam dan mencemari kesucian ajarannya.
Dan selain alasan yang saya sebutkan di atas, ada alasan lain yang mendorong diciptakannya dongeng Abdullah ibn Saba‘, sebagaimana di sebutkan oleh Dr. Ahmad Mahmud Shubhi. Setelah ia menyebutkan analisis Thaha Husain, ia berkata,
“Dan tampaknya di balik semangat berlebihan para ahli sejarah dan penulis sejarah sekte-sekte dalam menyebut peran yang dimainkan Ibnu Saba’ ada sebab lain selain yang telah disebutkan Dr. Thaha Husain. Telah terjadi peristiwa-peristiwa besar dalam tubuh (masyrakat) Islam, seperti terbunuhnya Utsman, kemudian perang Jamal yang terlibat di dalamnya sahabat-sahabat besar dan salah seorang istri Rasul, mereka saling bercerai-berai dan berperang, seluruh peristiwa ini memukul jiwa seorang Muslim yang rajin menelusuri sejarah politik, ia tidak membayangkan kalau sejarah Islam ternyata mengalami hal demikian dan sahabat-sahabat besar yang telah berjasa berperang barsama Rasulullah saw. dan ikut serta dalam meletakkan dasar-dasar Islam juga terlibat di dalamnya. Oleh karenanya, tanggung jawab peristiwa-peristiwa itu harus dibebankan kepada pundak seseorang, dan tidak masuk akal kalau sahabat-sahabat besar yang harus bertanggung jawab. Oleh karenanya, semua itu harus dipikul oleh Ibnu Saba’, dialah yang mengobarkan fitnah kekacauan sehingga Utsman terbunuh, dialah yang membakar semangat antara dua pasukan pada peperangan Jamal ketika Ali, Thalhah dan Zubair lengah. Adapun dalam sejarah pemikiran, dipikulkan di atas pundaknya tanggung jawab perpecahan ideologi terbesar dalam Islam dengan munculnya Syi’ah. Ini adalah analisis asalan mengapa para penulis sejarah sekte-sekte dan mazhab-mazhab –khususnya para salaifiyyîn[1] dan mu’arrikhin berlebihan dalam hakikat peran yang dimainkan Ibnu Saba’. Kalau tidak, bukankah mengherankan ada seoarng asing yang mempermainkan Islam dan menggerakkan sejarah politik dan idiologi Islam seperti itu, sementara para pembesar sahabat menyaksikan (dan diam tidak bertindak?).[2]
[1] Kelompok yang dalam keberagamaan mereka cenderung berkiblat kepada kaum Salaf (para sahabat dan generasi awal Islam).
[2] Dr . A. M. Shubhi, ,Nadhariyah al-Imamahn hal.39-40 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah