judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Senin, 29 Juli 2013

IKHWANUL MUSLIMIN, MENGHITUNG HARI



Mengikuti seruan panglima militer Mesir Jendral al-Sisi untuk melakukan unjuk rasa mendukung langkah militer menghentikan aksi-aksi demonstrasi Ikhwanul Muslimin dan serangan teror di Sinai (Jendral Sisi menyebutnya sebagai "aksi-aksi kekerasans dan terorisme") ratusan ribu rakyat Mesir hari Jumat kemarin (26/7) berkumpul di Lapangan Tahrir. Ini merupakan tanda yang sangat jelas bagi militer untuk melakukan tindakan keras terhadap Ikwanul Muslimin, dan hari-hari keberadaan kelompok ini pun hampir dipastikan bisa dihitung dengan jari.

"Semua pemimpin Ikhwanul Muslimin harus ditangkap dan kami mendukung militer Mesir," kata seorang pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir kepada wartawan yang mewawancarainya, sebagaimana ditayangkan NET TV hari Sabtu (27/7).

Unjuk rasa pendukung militer ini sendiri mendapat dukungan seluruh media massa Mesir dengan memberikan liputatan eksklusif peristiwa ini. Selain itu selain Gerakan Tamarod, Universitas Al Azhar yang berpengaruh dan Gereja Koptik juga menyerukan dukungannya terhadap aksi ini, menjadikan unjuk rasa tandingan yang dilakukan pendukung Ikhwanul Muslimin di Giza dan al-Nasr kurang memiliki dampak politis.

Kini beredar kabar militer telah memberikan ultimatum kepada Ikhwanul Muslimin untuk menghentikan aksi-aksi demonstrasinya, atau menghadapi aksi militer. Ultimatum tersebut dikeluarkan oleh Jendral Asisi hari Kamis (25/7) dan berlaku selama 24 jam, atau hari Sabtu ini (27/7).

"Kami tidak akan melakukan tindakan agresif, namun pasti akan melakukan tindakan tegas terhadap semua seruan untuk melakukan aksi kekerasan," kata seorang pejabat militer Mesir yang tidak bersedia disebutkan namanya, Jumat kemarin (26/7), terkait dengan ultimatum yang dikeluarkan Jendral al Sisi.

Kini kita hanya bisa berharap, Mohammad Moersi dan para pemimpin Ikhwanul Muslimin untuk bersikap realistis dengan menghentikan aksi-aksi demontrasi menentang kudeta dan menuntut pengembalian Moersi ke kursi kepresidenan, karena dipastikan militer akan melakukan aksi kekerasan untuk menghentikan mereka demi berjalannya pemerintahan sementara dukungan militer hingga terselenggaranya pemilu yang dipercepat.

Dalam beberapa hari terakhir saya selalu menyaksikan acara berita dunia di TVOne yang ditayangkan setiap tengah malam. Sesuai dengan kondisi global saat ini, Mesir menjadi topik utama acara tersebut dalam beberapa hari terakhir. Untuk menambah daya tarik, dalam acara ditampilkan narasumber yang disebut-sebut sebagai "pakar politik Timur Tengah" yang pernah belajar di Mesir. Namun sayangnya sang pakar tidak bisa memberikan analisis secara fair, melainkan selalu "melihat dari satu sisi" Ikhwanul Muslimin. Mungkin karena meraka adalah anggota organisasi rahasia itu. Saking berpihaknya pada Ikhwanul Muslimin, mereka tidak segan-segan memberikan pernyataan yang sangat bias. Misalnya saja, ketika ada seorang dekan Universitas Al Azhar memberikan dukungan pada kelompok Ikhwanul

Muslimin, sang pakar politik itu menyebutkannya sebagai dukungan "bulat" Al Azhar. Padahal secara resmi Al Azhar adalah pendukung militer dalam konteks kudeta terhadap Moersi dan pembentukan pemerintahan sementara. Untuk itu bahkan digunakan cara-cara bohong, seperti menterjemahkan pernyataan tidak sesuai teks maupun konteksnya.

Tidak hanya itu, sang pakar politik juga berilusi bahwa Ikhwanul Muslimin dan Mohammad Moersi bakal kembali ke posisi sebelum kudeta. Padahal hal ini sama dengan berharap Mesir kembali dipimpin oleh firaun. Ikhwanul Muslimin tidak hanya ditinggalkan rakyat Mesir, namun juga telah ditinggalkan oleh sekutu sementaranya Arab Saudi dan negara-negara Teluk, serta tuannya, yaitu Amerika dan zionis internasional. Sementara sekutu setianya Qatar kini hanya bisa menjadi "anak baik" Amerika, dan pemerintahan Erdogan di Turki harus berjuang keras mempertahankan kekuasaan dari aksi-aksi demonstrasi menuntut penguduran diri Erdogan.



REF:
"MB faces deadline to end protests"; PRESS TV; 26 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah