judul blog

Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah

Senin, 28 Februari 2011

KELUARLAH DARI PENJARAMU [sebuah renungan]

oleh Ali Petra pada 28 Februari 2011 jam 17:24

وَمَا قَدَرُواْ اللّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُواْ مَا أَنزَلَ اللّهُ عَلَى بَشَرٍ مِّن شَيْءٍ قُلْ مَنْ أَنزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاء بِهِ مُوسَى نُوراً وَهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيراً وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُواْ أَنتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ قُلِ اللّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ

[Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.]

Qs Al-An’âm [6]:91



Karena cacing bersembunyi didalam apel, ia tidak mengetahui sesuatu pun selain apel sebagai dunia dalam langitnya.



Seandainya kita sungguh-sungguh melangkah keluar dari penjara indrawi menuju alam batin, niscaya kita menyaksikan bahwa:

Lelangit termuat dalam diri wali yang keintiman Ilahinya menyebabkan teraturnya tatanan lelangit dunia ini.



Sebagian besar manusia berada pada Maqâm orang-orang yang khawatir akan rezeki mereka, tamak dan kikir, serta tertawan dalam segenap aspek dunia materi. Imam Bâqir, berkata:



Sebagian besar manusia adalah binatang buas dan hewan berkaki empat..



Bukalah mata hatimu agar engkau bisa menyaksikan jiwa dan alam gaib.



Jika engkau memasuki dunia-dunia cinta ilahi, akan kau saksikan semua ufuk adalah taman.



Bangkitlah melampaui semua manusia didunia ini dengan niatmu dan lihatlah langit.



Hati menginginkan apa yang kau lihat dan apa-apa yang diinginkan hatimu akan kau lihat.



Hati akan menyaksikan mataharinya dalam setiap atom yang terbelah.



Jika engkau memberikan segala sesuatu yang kau miliki dengan cinta,



panggilah aku kafir jika engkau malah menderita kerugian karena gairahmu.



Jika jiwa terbakar dengan api cinta, akan engkau saksikan cinta sebagai obat mujarab bagi jiwa.



Keluarlah dari batasan-batasan hidup ini dan lihatlah keluasan kerajaan-Nya yang melampaui ruang.



Biarkan telingamu mendengar sesuatu yang belum didengarnya dan matamu memandang sesuatu yang belum dilihatnya, sampai mereka mengantarkanmu kesebuah tempat dimana engkau akan menyaksikan Yang Esa di dunia dan seluruh alam.



Ungkapkan cintamu kepada Yang Tunggal dari lubuk hati dan jiwamu hingga engkau menyaksikan yang Haqq dengan pandangan yakin:



Hanya ada yang esa dan tidak ada selain-Nya, Dia Tunggal dan tidak ada

tuhan selain Dia. [*]



* Rangkaian bait yang (dalam teks aslinya) diakhiri dengan refrain “engkau menyaksikan” merupakan suatu petunjuk cinta ilahi dan penyaksian kebenaran [dan ini merupakan landasan makrifat ilahi. Penyaksian semacam itu mencangkup suatu tarikan ilahi menuju ketunggalan melalui sifat-sifat tauhid, kemudian merambah ke pelbagai arah penyingkapan—di dalamnya, hati mengetahui setiap molekul] lalu masuk ketingkatan fanâ yang dengannya pesuluk menyerahkan segala sesuatu yang dia miliki demi eksistensi Ilahi. Ketika itu terjadi, semua kelebihan atau kekurangan kakayaan materi musnah karena eksistensi palsunya telah lenyap dalam ketunggalan bersama Allah. Setelah itu ada maqâm baqâ—di dalamnya, orang “bersemayam” di dalam Allah. Dalam keadaan ini gairah diubah oleh proses kimia menjadi eliksir eksistensi, lalu orang itu bergerak menembus batas-batas dunia indra dan dunia empat dimensi.







[Muhammad Khajâwî – Pengantar untuk “dari syariat menuju hakikat”nya Sayyid Haidar Âmulî]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah