judul blog
Gudang Data Notes dan SS Facebookers Syiah Berikut Beberapa Tulisan Penting Seputar Syiah
Rabu, 10 Agustus 2011
Allamah Al-Shawi Al-Maliki : "Al-Wahabiyah adalah Pengikut Syaithan..."
oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 06 Agustus 2011 jam 10:30
Dalam Kitab Hasyiyat Al-Shawi 'ala Tafsir al-Jalalain oleh Ulama Sunni Syaikh Ahmad bin Muhammad as-Shawi al-Maliki (w. 1241 H). Kitab tersebut dicetak oleh Dar al-Jil Beirut. Pada Juz.2 bab.3 hal.288 dalam kitab ini tercatat tentang Surat Fathir Ayat 6 :
"Sesungguhnya syaithan itu musuhmu, karena itu perlakukanlah dia sebagai musuh. Dia hanya menyeru pengikut-pengikutnya supaya sama-sama menjadi penghuni neraka yang menyala."
Penulis (Syaikh Ahmad bin Muhammad as-Sawi al-Maliki) mengatakan :
"...Menurut satu pendapat ayat ini turun tentang kaum Khawarij yang telah merusak takwil al-Quran dan Sunnah, yang mana untuk tujuan itu mereka menghalalkan darah orang-orang Islam dan harta-harta mereka, kenyataan ini sebagaimana terbukti di masa sekarang, sebuah kelompok yang sama persis dengan kaum Khawarij tersebut, mereka adalah kelompok yang berada di negeri Hijaz, mereka dinamakan dengan kelompok al-Wahabiyah, mereka menganggap diri mereka di atas kebenaran, padahal sesungguhnya mereka adalah orang-orang pendusta, mereka telah dijerumuskan oleh syaithan, hingga setan itu telah menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah. MEREKA ITU ADALAH GOLONGAN SYAITHAN, dan sesungguhnya golongan Syaithan adalah golongan yang merugi...dst"
dalam Hasyiyat al-Shawi 'ala Tafsir al-Jalalain (j.4/ h.78, Dar Ihya Turats Al-Arabi) :
وقيل هذه الآية نزلت فى الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة ويستحلون بذلك دماء المسلمين وأموالهم, لما هو مشاهد الآن فى نظائرهم وهم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون أنهم على شيء على إنهم هم الكاذبون, استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله أولئك حزب الشيطان هم الخاسرون, نسأل الله الكريم أن يقطع دابرهم.
"Menurut satu pendapat ayat ini turun tentang kaum Khawarij yang telah merusak takwil al-Quran dan Sunnah, yang mana untuk tujuan itu mereka menghalalkan darah orang-orang Islam dan harta-harta mereka, kenyataan ini sebagaimana terbukti di masa sekarang, sebuah kelompok yang sama persis dengan kaum Khawarij tersebut, mereka adalah kelompok yang berada di negeri Hijaz, mereka dinamakan dengan kelompok al-Wahabiyah, mereka menganggap diri mereka di atas kebenaran, padahal sesungguhnya mereka adalah orang-orang pendusta, mereka telah dijerumuskan oleh syaithan, hingga setan itu telah menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah. MEREKA ITU ADALAH GOLONGAN SYAITHAN, dan sesungguhnya golongan Syaithan adalah golongan yang merugi."
====
Klik disini untuk melihat penjelasan melalui Video
Pendapat Ulama Sunni Tentang 12 Pemimpin oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 09 Agustus 2011 jam 9:17
Pendapat Ulama Sunni Tentang 12 Pemimpin
oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 09 Agustus 2011 jam 9:17
BAGIAN I
Hadis 12 Pemimpin
روى جابر بن سَمُرة فقال: سمعتُ النبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم يقول: يكون اثنا عشر أميراً. فقال كلمةً لم أسمعها، فقال أبي: أنّه قال: كلّهم من قريش.
Jabir bin Samurah meriwayatkan, "Aku mendengar Nabi (saww) berkata" :”Kelak akan ada Dua Belas Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan, bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris), Hadits: 9.329, Kitabul Ahkam; Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]
BAGIAN II
Pendapat Para Ulama Sunni
Ibn Arabi
...فعددنا بعد رسول الله صلّي الله عليه [وآله] وسلّم اثني عشر أميرًا، فوجدنا أبابكر، عمر، عثمان، عليًّا، الحسن، معاوية، يزيد، معاوية بن يزيد، مروان، عبد الملك بن مروان، الوليد، سليمان، عمر بن عبد العزيز، يزيد بن عبدالملك ، مروان بن محمد بن مروان، السفّاح،... وبعده سبعة وعشرون خليفة بن بني العبّاس. وإذا عددنا منهم اثني عشر انتهي العدد بالصّورة إلي سليمان بن عبد الملك. وإذا عددناهم بالمعني كان معنا منهم خمسة، الخلفاء الاربعة، وعمر بن عبد العزيز.
ولم أعلم للحديث معني. ابن العربيّ، «شرح سنن التّرمذيّ» 9: 68 ـ 69
Kami telah menghitung pemimpin (Amir-Amir) sesudah Nabi (sawa) ada dua belas. Kami temukan nama-nama mereka itu sebagai berikut: Abubakar, Umar, Usman, Ali, Hasan, Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid, Marwan, Abdul Malik bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah... Sesudah ini ada lagi 27 khalifah Bani Abbas.
Jika kita perhitungkan 12 dari mereka, kita hanya sampai pada Sulaiman. Jika kita ambil apa yang tersurat saja, kita cuma mendapatkan 5 orang di antara mereka dan kepadanya kita tambahkan 4 ‘Khalifah Rasyidin’, dan Umar bin Abdul Aziz….
Saya tidak paham arti hadis ini. [Ibn Arabi, Syarh Sunan Tirmidzi, 9:68-69]
Qadi Iyad Al-Yahsubi
قال: إنّه قد ولي أكثر من هذا العدد. وقال: وهذا اعتراض باطل لانّه صلّى الله عليه [وآله] وسلّم لم يقل: لايلي الاّ اثنا عشرخليفة؛ وإنّما قال: يلي. وقد ولي هذا العدد، ولايضرّ كونه وُجد بعدهم غيرهم. النوويّ: «شرح صحيح مسلم» 12: 201 ـ 202. ابن حجر العسقلانيّ: «فتح الباري» 16: 339
Jumlah khalifah yang ada lebih dari itu. Adalah keliru untuk membatasinya hanya sampai angka dua belas. Nabi (saw) tidak mengatakan bahwa jumlahnya hanya dua belas dan bahwa tidak ada tambahan lagi. Maka mungkin saja jumlahnya lebih banyak lagi. [Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 12:201-202; Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari, 16:339]
Jalaludin as-Suyuti
إنّ المراد وجود اثني عشر خليفة في جميع مدّة الاسلام إلي يوم القيامه يعملون بالحقّ وإن لم تتوال أيّامهم...وعلى هذا فقد وُجد من الاثني عشر خليفة الخلفاء الاربعة، والحسن، ومعاوية، وابن الزّبير، وعمر بن عبد العزيز، هؤلاء ثمانية. ويحتمل أن يُضمّ إليهم المهتدي من العبّاسيّين، لانّه فيهم كعمر بن عبد العزيز في بني أُميّة. وكذلك الطاهر لما اوتي من العدل، وبقي الاثنان المنتظران أحدهما المهدي لانّه من آل بيت محمّد صلّي الله عليه [وآله] وسلّم. السّيوطي: «تاريخ الخلفاء»: 12. ابن حجر الهيثميّ: الصّواعق المحرقة: 19
Hanya ada dua belas Khalifah sampai hari kiamat. Dan mereka akan terus melangkah dalam kebenaran, meski mungkin kedatangan mereka tidak secara berurutan. Kita lihat bahwa dari yang dua belas itu, 4 adalah Khalifah Rasyidin, lalu Hasan, lalu Muawiyah, lalu Ibnu Zubair, dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz. Semua ada 8. Masih sisa 4 lagi. Mungkin Mahdi, Bani Abbasiyah bisa dimasukkan ke dalamnya sebab dia seorang Bani Abbasiyah seperti Umar bin Abdul Aziz yang (berasal dari) Bani Umayyah. Dan Tahir Abbasi juga bisa dimasukkan sebab dia pemimpin yang adil. Jadi, masih dua lagi. Salah satu di antaranya adalah Mahdi, sebab ia berasal dari Ahlul Bait Nabi (as).”
[Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa, Halaman 12; Ibn Hajar al-Haytami, Al-Sawa'iq al-Muhriqa Halaman 19]
Ibn Hajar al-'Asqalani
لم ألق أحدًا يقطع في هذا الحديث، يعني بشيء معيّن؛ فانّ في وجودهم في عصر واحد يوجد عين الافتراق، فلايصحّ أن يكون المراد. ابن حجر العسقلانيّ، «فتح الباري» 16: 338 ـ 341
Tidak seorang pun mengerti tentang hadis dari Sahih Bukhari ini.
Adalah tidak benar untuk mengatakan bahwa Imam-imam itu akan hadir sekaligus pada satu saat bersamaan. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari 16:338-341]
Ibn al-Jawzi
وأوّل بني أُميّة يزيد بن معاوية، وآخرهم مروان الحمار. وعدّتهم ثلاثة عشر. ولايعدّ عثمان، و معاوية، ولا ابن الزّبير لكونهم صحابة. فإذا أسقطناهم منهم مروان بن الحكم للاختلاف في صحبته، أو لانّه كان متغلّبًا بعد أن اجتمع النّاسعلى عبد الله بن الزّبير صحّت العدّة...وعند خروج الخلافة من بني أُميّة وقعت الفتن العظيمة والملاحم الكثيرة حتّى استقرّت دولة بني العبّاس، فتغيّرت الاحوال عمّا كانت عليه تغيّرًا بيّنًا. ابن الجوزيّ ، «كشف المشكل» ، نقلاً عن ابن حجر العسقلانيّ في «فتح الباري» 16: 340، عن سبط ابن الجوزيّ.
Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Yazid bin Muawiyah dan yang terakhir adalah Marwan Al-Himar. Total jumlahnya tiga belas. Usman, Muawiyah dan Ibnu Zubair tidak termasuk karena mereka tergolong Sahabat Nabi (s). Jika kita kecualikan (keluarkan) Marwan bin Hakam karena adanya kontroversi tentang statusnya sebagai Sahabat atau karena ia berkuasa padahal Abdullah bin Zubair memperoleh dukungan masyarakat, maka kita mendapatkan angka Dua Belas.… Ketika kekhalifahan muncul dari Bani Umayyah, terjadilah kekacauan yang besar sampai kukuhnya (kekuasaan) Bani Abbasiyah. Bagaimana pun, kondisi awal telah berubah total. [Ibn al-Jawzi, Kashf al-Mushkil, sebagaimana dikutip dalam Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari 16:340 dari Sibt Ibn al-Jawzi]
Al-Nawawi
ويُحتمل أن المراد [بالائمّة الاثني عشر] مَنْ يُعَزُّ الإسلام في زمنه ويجتمع المسلمون عليه.
النوويّ، «شرح صحيح مسلم» 12: 202 ـ 203
Ia bisa saja berarti bahwa kedua belas Imam berada dalam masa (periode) kejayaan Islam. Yakni ketika Islam (akan) menjadi dominan sebagai agama. Para Khalifah ini, dalam masa kekuasaan mereka, akan menyebabkan agama menjadi mulia.
[Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim ,12:202-203]
Al-Bayhaqi
وقد وُجد هذا العدد (اثنا عشر) بالصفة المذكورة إلي وقت الوليد بن يزيد بن عبد الملك. ثمّ وقع الهرج والفتنة العظيمة...ثمّ ظهر ملك العبّاسيّة...وإنّما يزيدون على العدد المذكور في الخبر إذا تركت الصفة المذكورة فيه، أو عُدَّ منهم من كان بعد الهرج المذكور فيه.
ابن كثير: «البداية والنّهاية» 6: 249؛ السّيوطيّ، «تاريخ الخلفاء»:11
Angka (dua belas) ini dihitung hingga periode Walid bin Abdul Malik. Sesudah ini, muncul kerusakan dan kekacauan. Lalu datang masa dinasti Abbasiyah. Laporan ini telah meningkatkan jumlah Imam-imam. Jika kita abaikan karakteristik mereka yang datang sesudah masa kacau-balau itu, maka angka tadi menjadi jauh lebih banyak.” [Ibn Katsir, Ta'rikh, 6:249; Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa Halaman 11]
Ibn Katsir
فهذا الّذي سلكه البيهقيّ، وقد وافقه عليه جماعة من أنّ المراد بالخلفاء الاثني عشر المذكورين في هذا الحديث هم المتتابعون إلي زمن الوليد بن يزيد بن عبد الملك الفاسق الّذي قدّمنا الحديث فيه بالذّمّ والوعيد، فانّه مسلك فيه نظر...فان اعتبرنا ولاية ابن الزبير قبل عبد الملك صاروا ستّة عشر، وعلى كلّ تقدير فهم اثنا عشر قبل عمر بن عبد العزيز. فهذا الّذي سلكه على هذا التّقدير يدخل في الاثني عشر يزيد بن معاوية، و يخرج منهم عمر بن عبد العزيز الّذي أطبق الائمّة على شكره وعلى مدحه، وعدوّه من الخلفاء الرّاشدين، وأجمع الناس قاطبة على عدله. ابن كثير، «البداية والنّهاية» 6: 249 ـ 250
Barang siapa mengikuti Bayhaqi dan setuju dengan pernyataannya bahwa kata ‘Jama’ah’ berarti Khalifah-khalifah yang datang secara tidak berurutan hingga masa Walid bin Yazid bin Abdul Malik yang jahat dan sesat itu, maka berarti ia (orang itu) setuju dengan hadis yang kami kritik dan mengecualikan tokoh-tokoh tadi.
Dan jika kita menerima Kekhalifahan Ibnu Zubair sebelum Abdul Malik, jumlahnya menjadi enam belas. Padahal jumlah seluruhnya seharusnya dua belas sebelum Umar bin Abdul Aziz. Dalam perhitungan ini, Yazid bin Muawiyah termasuk di dalamnya sementara Umar bin Abdul Aziz tidak dimasukkan. Meski demikian, sudah menjadi pendapat umum bahwa para ulama menerima Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang jujur dan adil.
[Ibn Katsir, Ta'rikh, 6:249-250]
MEREKA BINGUNG ?
Kita perlu pendapat seorang ulama Sunni lain yang dapat mengklarifikasi siapa Dua Belas Penerus, Khalifah, para Amir atau Imam-imam sebenarnya.
Al-Dzahabi mengatakan dalam Tadzkirat al-Huffaz , jilid 4, halaman 298, dan Ibn Hajar al-'Asqalani menyatakan dalam al-Durar al Kaminah, jilid 1, hal. 67, bahwa Shadrudin Ibrahim bin Muhammad bin al-Hamawayh al-Juwaini al-Syafi'i adalah seorang ahli Hadis yang mumpuni.
Lebih lengkap tentang Al-Juwaini, silahkan rujuk catatan Al-Muhadits Al-Juwaini Asy-Syafi’i (ra) dan Hadis Tentang Sayyidah Fathimah sa"
BAGIAN III
Al-Juwayni Asy-Syafi'i :
عن عبد الله بنعبّاس رضي الله عنه، عن النّبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنا سيّد المُرسَلين، وعليّ بن أبي طالب سيّدالوصيّين، وأنّ أوصيائي بعدي اثنا عشر، أوّلهم عليّ بن أبي طالب، وآخرهم القائم.
dari Abdullah bin Abbas (ra) bahwa Nabi (sawa) mengatakan,”Saya adalah penghulu para Nabi dan Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin para penerus, dan sesudah saya akan ada dua belas penerus. Yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib dan yang terakhir adalah al-Qaim.”
عن ابن عبّاس رضي الله عنه، عن النبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنّ خلفائي وأوصيائيوححج الله على الخلق بعدي لاثنا عشر، أوّلهم أخي، وآخرهم وَلَدي. قيل: يا رسول الله، ومن أخوك؟ قال: عليّ بن أبيطالب. قيل: فمن وَلَدُكَ؟ قال: المهديّ الّذي يملاها قسطًا وعدلاً كما مُلئت جورًا وظلمًا. والّذي بعثني بالحقّ بشيرًا لو لم يبق من الدّنيا الاّ يوم واحد لطَوَّل الله ذلك اليوم حتّي يخرج فيه ولدي المهدي، فينزلروح الله عيسى بن مريم فيُصلّي خلفَهُ، وتُشرق الارض بنور ربّها، ويبلغ سلطانه المشرق والمغرب.
Dari Ibnu Abbas (r) bahwa Rasulullah (sawa) berkata: ”Sudah pasti bahwa washi-washiku dan Bukti (hujjah) Allah bagi makhluk sesudahku ada dua belas. Yang pertama di antara mereka adalah saudaraku dan yang terakhir adalah anak (cucu) ku.” Orang bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah saudaramu itu?”. Beliau menjawab: “Ali bin Abi Thalib.” Lalu beliau ditanyai lagi: “ Dan siapakan anak (cucu) mu itu?” Nabi yang suci (sawa) menjawab: ”Al-Mahdi. Dia akan mengisi bumi dengan keadilan dan persamaan ketika ia (bumi) dipenuhi ketidakadilan dan tirani. Dan demi Yang Mengangatku sebagai pemberi peringatan dan memberiku kabar gembira, meski seandainya masa berputarnya dunia ini tinggal sehari saja, Allah SWT akan memperpanjang hari itu sampai diutusnya (anakku) Mahdi, kemudian ia akan disusul Ruhullah Isa bin Maryam (as) yang turun ke bumi dan berdoa di belakangnya (Mahdi). Dunia akan diterangi oleh sinarnya, dan kekuatannya akan mencapai hingga ke timur dan ke barat.”
رسول الله صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنا، وعليّ، والحسن، والحسين، وتسعة من ولد الحسين مطهّرون معصومون. الجوينيّ، «فرائد السمطين» مؤسّسة المحموديّ للطّباعة والنشر، بيروت، 1978، ص
Rasulullah (sawa) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan sembilan anak cucu Husain adalah yang disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.” [Al-Juwaini, Fara'id al-Simthain, Mu'assassat al-Mahmudi li-Taba'ah, Beirut 1978, h. 160.]
Di antara semua mazhab Islam, hanya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah yang percaya pada individu-individu sebagai Dua Belas orang dari Ahlul Bait Raulullah saww yang berhak sebagai Penerus Rasulullah saww.
oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 09 Agustus 2011 jam 9:17
BAGIAN I
Hadis 12 Pemimpin
روى جابر بن سَمُرة فقال: سمعتُ النبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم يقول: يكون اثنا عشر أميراً. فقال كلمةً لم أسمعها، فقال أبي: أنّه قال: كلّهم من قريش.
Jabir bin Samurah meriwayatkan, "Aku mendengar Nabi (saww) berkata" :”Kelak akan ada Dua Belas Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan, bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris), Hadits: 9.329, Kitabul Ahkam; Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]
BAGIAN II
Pendapat Para Ulama Sunni
Ibn Arabi
...فعددنا بعد رسول الله صلّي الله عليه [وآله] وسلّم اثني عشر أميرًا، فوجدنا أبابكر، عمر، عثمان، عليًّا، الحسن، معاوية، يزيد، معاوية بن يزيد، مروان، عبد الملك بن مروان، الوليد، سليمان، عمر بن عبد العزيز، يزيد بن عبدالملك ، مروان بن محمد بن مروان، السفّاح،... وبعده سبعة وعشرون خليفة بن بني العبّاس. وإذا عددنا منهم اثني عشر انتهي العدد بالصّورة إلي سليمان بن عبد الملك. وإذا عددناهم بالمعني كان معنا منهم خمسة، الخلفاء الاربعة، وعمر بن عبد العزيز.
ولم أعلم للحديث معني. ابن العربيّ، «شرح سنن التّرمذيّ» 9: 68 ـ 69
Kami telah menghitung pemimpin (Amir-Amir) sesudah Nabi (sawa) ada dua belas. Kami temukan nama-nama mereka itu sebagai berikut: Abubakar, Umar, Usman, Ali, Hasan, Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid, Marwan, Abdul Malik bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah... Sesudah ini ada lagi 27 khalifah Bani Abbas.
Jika kita perhitungkan 12 dari mereka, kita hanya sampai pada Sulaiman. Jika kita ambil apa yang tersurat saja, kita cuma mendapatkan 5 orang di antara mereka dan kepadanya kita tambahkan 4 ‘Khalifah Rasyidin’, dan Umar bin Abdul Aziz….
Saya tidak paham arti hadis ini. [Ibn Arabi, Syarh Sunan Tirmidzi, 9:68-69]
Qadi Iyad Al-Yahsubi
قال: إنّه قد ولي أكثر من هذا العدد. وقال: وهذا اعتراض باطل لانّه صلّى الله عليه [وآله] وسلّم لم يقل: لايلي الاّ اثنا عشرخليفة؛ وإنّما قال: يلي. وقد ولي هذا العدد، ولايضرّ كونه وُجد بعدهم غيرهم. النوويّ: «شرح صحيح مسلم» 12: 201 ـ 202. ابن حجر العسقلانيّ: «فتح الباري» 16: 339
Jumlah khalifah yang ada lebih dari itu. Adalah keliru untuk membatasinya hanya sampai angka dua belas. Nabi (saw) tidak mengatakan bahwa jumlahnya hanya dua belas dan bahwa tidak ada tambahan lagi. Maka mungkin saja jumlahnya lebih banyak lagi. [Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 12:201-202; Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari, 16:339]
Jalaludin as-Suyuti
إنّ المراد وجود اثني عشر خليفة في جميع مدّة الاسلام إلي يوم القيامه يعملون بالحقّ وإن لم تتوال أيّامهم...وعلى هذا فقد وُجد من الاثني عشر خليفة الخلفاء الاربعة، والحسن، ومعاوية، وابن الزّبير، وعمر بن عبد العزيز، هؤلاء ثمانية. ويحتمل أن يُضمّ إليهم المهتدي من العبّاسيّين، لانّه فيهم كعمر بن عبد العزيز في بني أُميّة. وكذلك الطاهر لما اوتي من العدل، وبقي الاثنان المنتظران أحدهما المهدي لانّه من آل بيت محمّد صلّي الله عليه [وآله] وسلّم. السّيوطي: «تاريخ الخلفاء»: 12. ابن حجر الهيثميّ: الصّواعق المحرقة: 19
Hanya ada dua belas Khalifah sampai hari kiamat. Dan mereka akan terus melangkah dalam kebenaran, meski mungkin kedatangan mereka tidak secara berurutan. Kita lihat bahwa dari yang dua belas itu, 4 adalah Khalifah Rasyidin, lalu Hasan, lalu Muawiyah, lalu Ibnu Zubair, dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz. Semua ada 8. Masih sisa 4 lagi. Mungkin Mahdi, Bani Abbasiyah bisa dimasukkan ke dalamnya sebab dia seorang Bani Abbasiyah seperti Umar bin Abdul Aziz yang (berasal dari) Bani Umayyah. Dan Tahir Abbasi juga bisa dimasukkan sebab dia pemimpin yang adil. Jadi, masih dua lagi. Salah satu di antaranya adalah Mahdi, sebab ia berasal dari Ahlul Bait Nabi (as).”
[Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa, Halaman 12; Ibn Hajar al-Haytami, Al-Sawa'iq al-Muhriqa Halaman 19]
Ibn Hajar al-'Asqalani
لم ألق أحدًا يقطع في هذا الحديث، يعني بشيء معيّن؛ فانّ في وجودهم في عصر واحد يوجد عين الافتراق، فلايصحّ أن يكون المراد. ابن حجر العسقلانيّ، «فتح الباري» 16: 338 ـ 341
Tidak seorang pun mengerti tentang hadis dari Sahih Bukhari ini.
Adalah tidak benar untuk mengatakan bahwa Imam-imam itu akan hadir sekaligus pada satu saat bersamaan. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari 16:338-341]
Ibn al-Jawzi
وأوّل بني أُميّة يزيد بن معاوية، وآخرهم مروان الحمار. وعدّتهم ثلاثة عشر. ولايعدّ عثمان، و معاوية، ولا ابن الزّبير لكونهم صحابة. فإذا أسقطناهم منهم مروان بن الحكم للاختلاف في صحبته، أو لانّه كان متغلّبًا بعد أن اجتمع النّاسعلى عبد الله بن الزّبير صحّت العدّة...وعند خروج الخلافة من بني أُميّة وقعت الفتن العظيمة والملاحم الكثيرة حتّى استقرّت دولة بني العبّاس، فتغيّرت الاحوال عمّا كانت عليه تغيّرًا بيّنًا. ابن الجوزيّ ، «كشف المشكل» ، نقلاً عن ابن حجر العسقلانيّ في «فتح الباري» 16: 340، عن سبط ابن الجوزيّ.
Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Yazid bin Muawiyah dan yang terakhir adalah Marwan Al-Himar. Total jumlahnya tiga belas. Usman, Muawiyah dan Ibnu Zubair tidak termasuk karena mereka tergolong Sahabat Nabi (s). Jika kita kecualikan (keluarkan) Marwan bin Hakam karena adanya kontroversi tentang statusnya sebagai Sahabat atau karena ia berkuasa padahal Abdullah bin Zubair memperoleh dukungan masyarakat, maka kita mendapatkan angka Dua Belas.… Ketika kekhalifahan muncul dari Bani Umayyah, terjadilah kekacauan yang besar sampai kukuhnya (kekuasaan) Bani Abbasiyah. Bagaimana pun, kondisi awal telah berubah total. [Ibn al-Jawzi, Kashf al-Mushkil, sebagaimana dikutip dalam Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari 16:340 dari Sibt Ibn al-Jawzi]
Al-Nawawi
ويُحتمل أن المراد [بالائمّة الاثني عشر] مَنْ يُعَزُّ الإسلام في زمنه ويجتمع المسلمون عليه.
النوويّ، «شرح صحيح مسلم» 12: 202 ـ 203
Ia bisa saja berarti bahwa kedua belas Imam berada dalam masa (periode) kejayaan Islam. Yakni ketika Islam (akan) menjadi dominan sebagai agama. Para Khalifah ini, dalam masa kekuasaan mereka, akan menyebabkan agama menjadi mulia.
[Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim ,12:202-203]
Al-Bayhaqi
وقد وُجد هذا العدد (اثنا عشر) بالصفة المذكورة إلي وقت الوليد بن يزيد بن عبد الملك. ثمّ وقع الهرج والفتنة العظيمة...ثمّ ظهر ملك العبّاسيّة...وإنّما يزيدون على العدد المذكور في الخبر إذا تركت الصفة المذكورة فيه، أو عُدَّ منهم من كان بعد الهرج المذكور فيه.
ابن كثير: «البداية والنّهاية» 6: 249؛ السّيوطيّ، «تاريخ الخلفاء»:11
Angka (dua belas) ini dihitung hingga periode Walid bin Abdul Malik. Sesudah ini, muncul kerusakan dan kekacauan. Lalu datang masa dinasti Abbasiyah. Laporan ini telah meningkatkan jumlah Imam-imam. Jika kita abaikan karakteristik mereka yang datang sesudah masa kacau-balau itu, maka angka tadi menjadi jauh lebih banyak.” [Ibn Katsir, Ta'rikh, 6:249; Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa Halaman 11]
Ibn Katsir
فهذا الّذي سلكه البيهقيّ، وقد وافقه عليه جماعة من أنّ المراد بالخلفاء الاثني عشر المذكورين في هذا الحديث هم المتتابعون إلي زمن الوليد بن يزيد بن عبد الملك الفاسق الّذي قدّمنا الحديث فيه بالذّمّ والوعيد، فانّه مسلك فيه نظر...فان اعتبرنا ولاية ابن الزبير قبل عبد الملك صاروا ستّة عشر، وعلى كلّ تقدير فهم اثنا عشر قبل عمر بن عبد العزيز. فهذا الّذي سلكه على هذا التّقدير يدخل في الاثني عشر يزيد بن معاوية، و يخرج منهم عمر بن عبد العزيز الّذي أطبق الائمّة على شكره وعلى مدحه، وعدوّه من الخلفاء الرّاشدين، وأجمع الناس قاطبة على عدله. ابن كثير، «البداية والنّهاية» 6: 249 ـ 250
Barang siapa mengikuti Bayhaqi dan setuju dengan pernyataannya bahwa kata ‘Jama’ah’ berarti Khalifah-khalifah yang datang secara tidak berurutan hingga masa Walid bin Yazid bin Abdul Malik yang jahat dan sesat itu, maka berarti ia (orang itu) setuju dengan hadis yang kami kritik dan mengecualikan tokoh-tokoh tadi.
Dan jika kita menerima Kekhalifahan Ibnu Zubair sebelum Abdul Malik, jumlahnya menjadi enam belas. Padahal jumlah seluruhnya seharusnya dua belas sebelum Umar bin Abdul Aziz. Dalam perhitungan ini, Yazid bin Muawiyah termasuk di dalamnya sementara Umar bin Abdul Aziz tidak dimasukkan. Meski demikian, sudah menjadi pendapat umum bahwa para ulama menerima Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang jujur dan adil.
[Ibn Katsir, Ta'rikh, 6:249-250]
MEREKA BINGUNG ?
Kita perlu pendapat seorang ulama Sunni lain yang dapat mengklarifikasi siapa Dua Belas Penerus, Khalifah, para Amir atau Imam-imam sebenarnya.
Al-Dzahabi mengatakan dalam Tadzkirat al-Huffaz , jilid 4, halaman 298, dan Ibn Hajar al-'Asqalani menyatakan dalam al-Durar al Kaminah, jilid 1, hal. 67, bahwa Shadrudin Ibrahim bin Muhammad bin al-Hamawayh al-Juwaini al-Syafi'i adalah seorang ahli Hadis yang mumpuni.
Lebih lengkap tentang Al-Juwaini, silahkan rujuk catatan Al-Muhadits Al-Juwaini Asy-Syafi’i (ra) dan Hadis Tentang Sayyidah Fathimah sa"
BAGIAN III
Al-Juwayni Asy-Syafi'i :
عن عبد الله بنعبّاس رضي الله عنه، عن النّبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنا سيّد المُرسَلين، وعليّ بن أبي طالب سيّدالوصيّين، وأنّ أوصيائي بعدي اثنا عشر، أوّلهم عليّ بن أبي طالب، وآخرهم القائم.
dari Abdullah bin Abbas (ra) bahwa Nabi (sawa) mengatakan,”Saya adalah penghulu para Nabi dan Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin para penerus, dan sesudah saya akan ada dua belas penerus. Yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib dan yang terakhir adalah al-Qaim.”
عن ابن عبّاس رضي الله عنه، عن النبيّ صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنّ خلفائي وأوصيائيوححج الله على الخلق بعدي لاثنا عشر، أوّلهم أخي، وآخرهم وَلَدي. قيل: يا رسول الله، ومن أخوك؟ قال: عليّ بن أبيطالب. قيل: فمن وَلَدُكَ؟ قال: المهديّ الّذي يملاها قسطًا وعدلاً كما مُلئت جورًا وظلمًا. والّذي بعثني بالحقّ بشيرًا لو لم يبق من الدّنيا الاّ يوم واحد لطَوَّل الله ذلك اليوم حتّي يخرج فيه ولدي المهدي، فينزلروح الله عيسى بن مريم فيُصلّي خلفَهُ، وتُشرق الارض بنور ربّها، ويبلغ سلطانه المشرق والمغرب.
Dari Ibnu Abbas (r) bahwa Rasulullah (sawa) berkata: ”Sudah pasti bahwa washi-washiku dan Bukti (hujjah) Allah bagi makhluk sesudahku ada dua belas. Yang pertama di antara mereka adalah saudaraku dan yang terakhir adalah anak (cucu) ku.” Orang bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah saudaramu itu?”. Beliau menjawab: “Ali bin Abi Thalib.” Lalu beliau ditanyai lagi: “ Dan siapakan anak (cucu) mu itu?” Nabi yang suci (sawa) menjawab: ”Al-Mahdi. Dia akan mengisi bumi dengan keadilan dan persamaan ketika ia (bumi) dipenuhi ketidakadilan dan tirani. Dan demi Yang Mengangatku sebagai pemberi peringatan dan memberiku kabar gembira, meski seandainya masa berputarnya dunia ini tinggal sehari saja, Allah SWT akan memperpanjang hari itu sampai diutusnya (anakku) Mahdi, kemudian ia akan disusul Ruhullah Isa bin Maryam (as) yang turun ke bumi dan berdoa di belakangnya (Mahdi). Dunia akan diterangi oleh sinarnya, dan kekuatannya akan mencapai hingga ke timur dan ke barat.”
رسول الله صلّي الله عليه [وآله] وسلّم أنّه قال: أنا، وعليّ، والحسن، والحسين، وتسعة من ولد الحسين مطهّرون معصومون. الجوينيّ، «فرائد السمطين» مؤسّسة المحموديّ للطّباعة والنشر، بيروت، 1978، ص
Rasulullah (sawa) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan sembilan anak cucu Husain adalah yang disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.” [Al-Juwaini, Fara'id al-Simthain, Mu'assassat al-Mahmudi li-Taba'ah, Beirut 1978, h. 160.]
Di antara semua mazhab Islam, hanya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah yang percaya pada individu-individu sebagai Dua Belas orang dari Ahlul Bait Raulullah saww yang berhak sebagai Penerus Rasulullah saww.
Nyok Kite "Teraweh" ! \(^_^)/
oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 04 Agustus 2011 jam 21:05
عبد الرزاق عن الثوري عن منصور عن مجاهد قال جاء رجل إلى بن عمر قال أصلي خلف الإمام في رمضان قال أتقرأ القرآن قال نعم قال افتنصت كأنك حمار صل في بيتك
Mujahid meriwayatkan seseorang datang kpd Abdullah bin Umar dan bertanya : “haruskan aku shalat dibelakang Imam selama Ramadhan? Ia (Abdullah bin Umar) bertanya : “Kau bisa membaca Al Qur’an?”. Ia menjawab : “Ya”. (Abdullah bin Umar) berkata: “lalu mengapa kau ingin diam-diam berdiri seperti keledai, Shalatlah dirumahmu” (Mushanaf Abdulrazaq, j.4 h.264)
وقال مالك وأبو يوسف وبعض الشافعية وغيرهم الأفضل فرادى في البيت
"Berkata Malik dan Abu Yusuf dan beberapa ulama Syafi'i dan yang lainnya bahwa lebih baik (shalat) sendiri-sendiri/masing2 di rumah" (Syarh Sahih Muslim, j. 6 h.39)
عبد الرزاق عن الثوري عن منصور عن مجاهد قال جاء رجل إلى بن عمر قال أصلي خلف الإمام في رمضان قال أتقرأ القرآن قال نعم قال افتنصت كأنك حمار صل في بيتك
Mujahid meriwayatkan seseorang datang kpd Abdullah bin Umar dan bertanya : “haruskan aku shalat dibelakang Imam selama Ramadhan? Ia (Abdullah bin Umar) bertanya : “Kau bisa membaca Al Qur’an?”. Ia menjawab : “Ya”. (Abdullah bin Umar) berkata: “lalu mengapa kau ingin diam-diam berdiri seperti keledai, Shalatlah dirumahmu” (Mushanaf Abdulrazaq, j.4 h.264)
وقال مالك وأبو يوسف وبعض الشافعية وغيرهم الأفضل فرادى في البيت
"Berkata Malik dan Abu Yusuf dan beberapa ulama Syafi'i dan yang lainnya bahwa lebih baik (shalat) sendiri-sendiri/masing2 di rumah" (Syarh Sahih Muslim, j. 6 h.39)
Perawi Yang Dikatakan "Syiah" Namun Diandalkan Oleh Suni
oleh Haydar Syarif Al-Husayni pada 10 Agustus 2011 jam 11:57
Titik pandang Syiah telah diikuti oleh banyak ulama Islam terdahulu yang dianggap benar dan dipercaya, dan riwayat mereka tentang hadis Nabi saww dijadikan dasar oleh ulama suni terkemuka
Daftar di bawah ini merupakan di antara ulama Syiah yang Bukhari sandarkan dalam Sahih-nya. Jika kami tambahkan mereka semua termasuk periwayat dalam Sahih Muslim dan empat Sihah Sittah lain yang mengikuti keyakinan Syiah, maka jumlahnya akan banyak. Untuk menghemat tempat, referensi dimuat dalam bagian judul (kitab) hanya untuk satu hadis dari satu orang – sisanya dapat ditemukan menggunakan indeks atau software hadis.
Pembaca akan menemukan istilah Rafidi dan di biografi berikutnya. Ulama suni secara umum mendefinisikan seorang Rafidi sebagai seorang Syiah yang secara terbuka mengkritik atau menolak legitimasi khalifah sebelum Imam Ali (as)
1. Ubaidullah bin Musa Al-'Absi (wafat 213 H)
* Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
* Sahih Muslim [kitab al-'iman]
* Sahih al-Tirmidzi [kitab al-salat]
* Sunan al-Nasa'i [kitab al-sahw]
* Sunan Abu Dawud [kitab al-taharah]
* Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah]
Pandangan Ulama Sunni terhadap Ubaidullah bin Musa Al-’Absi
"Abu Daud berkata : Dia seorang Syiah taat, hadis-hadisnya diterima... Ibnu Mandah berkata: Ahmad bin Hanbal biasa menunjukkan 'Ubaydullaah pada masyarakat, dan dia sangat dikenal karena Rafd (keberpihakan ekstrim pada Ali), dan dia tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya yang disebut 'Muawiyah'". [The Creed of the Imam of Hadits al-Bukhari and of the Great Scholars from whom he narrated (Salafi Publications, UK, 1997), h. 89 dari Al-Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala,9/553-557]
"Orang saleh, salah satu ulama penting Syiah... dipercaya oleh Yahya bin Ma'in, Abu Hatim mengatakan ia diandalkan, dipercaya... al-'Ijli berkata : Dia pemegang otoritas Quran..." [Al-Dzahabi, Tadhkirat al-Huffaz dalam Ubaidillah bin Musa al-'Absi ]
2. 'Abbad bin Ya'qub al-Rawajini (wafat 250 H)
* Sahih Bukhari [kitab al-tawhid]
* Sahih al-Tirmidhi [kitab al-manaqib]
* Sunan Ibn Majah [kitab ma ja' fi al-jana'iz]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abbad bin Ya’qub al-Rawajini
Dia seorang Rafidi terpercaya dan hadisnya ada di (Sahih) Bukhari. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Taqrib al-Tahdhib, dalam Abbad bin Ya'qub al-Rawajani ]
Abu Hatim berkata: Dia seorang syaikh, diandalkan. Ibnu Adi berkata : Dia biasa mencela salaf. Dia ekstrimis Syiah. Salih bin Muhammad berkata : Dia biasa mencela Utsman. Saya mendengar dia berkata, "Allah lebih adil dari sekedar memasukkan Talhah dan Zubair ke surga setelah membaiat Ali kemudian memeranginya." Ibnu Hibban berkata: Dia penyeru Rafidi. Dia meriwayatkan hadis ini…,"Jika engkau melihat Muawiyah di mimbarku, bunuh dia!" [Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abbad binYa'qub al-Rawajani"]
3. 'Abdul Malik bin A'yan al-Kufi
* Sahih al-Bukhari [kitab al-tawhid]
* Sahih Muslim [kitab al-'iman]
* Sahih al-Tirmidhi [kitab tafsir al-Qur'an]
* Sunan al-Nasa'i [kitab al-'iman wa al-nudhur]
* Sunan Abu Dawud [kitab al-buyu']
* Sunan Ibn Majah [kitab al-zakah]
Pandangan Ulama Sunni terhadap 'Abdul Malik bin A'yan al-Kufi
Dia seorang Syiah Rafidi, salah satu orang yang dipertimbangkan. [Abu Ja'far al-'Uqaili, Du'afa al-'Uqayli, dalam Abdul Malik bin A'yan]
Dia seorang Rafidi, dibenarkan (shaduq). [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dalam Abdul Malik b. A'yan"]
Al-'Ijli berkata: Dia berasal dari, seorang Tabi'i (pelanjut), diandalkan. Sufyan berkata: ’Abdul Malik bin 'A'yan seorang Syiah yg meriwayatkan pada kami, dia seorang Rafidi bagi kami, orang yg dipertimbangkan. Hamid berkata: Tiga bersaudara itu, ’Abdul Malik, Zurarah, dan Hamran adalah Rawafid. Abu Hatim berkata: Dia termasuk orang pertama yang memeluk Syiah, dalam posisi penuh kebenaran, memiliki riwayat baik dan tercatat. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abdul Malik bin A'yan]
4. Abdul Razaq al-San'ani (wafat 211 H)
* Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
* Sahih Muslim [kitab al-'iman]
* Sahih al-Tirmidhi [kitab al-taharah]
* Sunan Nasa'i [kitab al-taharah]
* Sunan Abi Dawud [kitab al-taharah]
* Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah fi al-'iman]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abdul Razaq al-San'ani
Ibn 'Adi berkata : Mereka (para ulama) tidak melihat masalah dalam hadisnya kecuali mensifatinya dengan Syiah… Dia orang terhormat … dia memuji riwayat ahlulbait Nabi dan mengabaikan yang lain… Mukhlid al-Syu'airi berkata: Saya bersama 'Abd al-Razzaq ketika seseorang menyebut Mu'awiyah. 'Abd al-Razzaq berkata: 'Jangan cemari majelis kami dengan menyebut keturunan Abu Sufyan!'. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm "'Abd al-Razzaq al-San'ani"]
Ibn 'Adi meriwayatkan (hadis) dari 'Abd al-Razzaq…, "Jika engkau melihat Mu'awiyah di mimbarku maka bunuh dia!" [Al-Dzahabi, Mizan al-'I'tidal, dalam "Abdurrazaq al-San'ani"]
5. 'Awf bin Abi Jamilah al-'A'rabi (wafat 146 H)
* Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
* Sahih Muslim [kitab al-masajid wa mawadi' al-salat]
* Sahih al-Tirmidhi [kitab al-salat]
* Sunan Nasa'i [kitab al-taharah]
* Sunan Abi Dawud [kitab al-salat]
* Sunan Ibn Majah [kitab al-salat]
Pandangan Ulama Sunni terhadap 'Awf bin Abi Jamilah al-'A'rabi
Dia seorang Rafidi tapi diandalkan oleh banyak ulama dan dia seorang Syiah. [Al-Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala, dlm "'Awf bin Abi Jamilah"]
'Awf seorang Qadari, Syi’i, setan! [Abu Ja'far al-'Uqayli, Du'afa al-'Uqayli, dalam ’Awf bin Abi Jamilah"]
Dia cenderung Syiah. Ibn Ma'in berkata : diandalkan, Al-Nasa'i berkata : Sangat diandalkan. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm ’Awf bin Abi Jamilah]
.
.
.
Mungkinkah Bukhari, Muslim, dan lainnya bersandar pada mereka tanpa tahu keyakinan yang sesungguhnya?
Para ulama ini mengabdikan hidupnya untuk memperoleh dan menyampaikan riwayat dan mempelajari kehidupan penyampai hadis. Di antara mereka memiliki kitab Rijal (ilmu penilaiaan kehandalan periwayat). Meski seleksi mereka dan pemilihan otoritas dan bahan sangat mengindikasikan sudut pandang suni, mereka masih mengandalkan orang Syiah yang dinilai benar. Hal ini terjadi meski fakta bahwa kesyiahan mereka dinilai dengan penolakan!
Mengatakan bahwa Bukhari, Muslim, dan lainnya tidak mengetahui keyakinan periwayat Syiah dapat membuat mereka dianggap tidak kompeten dibidangnya!!
Mengapa mereka tidak bersandar pada periwayat suni saja?
Mungkin mereka tidak sefanatik dan berpikiran sempit seperti beberapa saudara suni kita yang bersikeras mengaitkan keyakinan Syiah dengan tuduhan palsu. Jelas dari biografi tersebut bahwa kritis terhadap beberapa khalifah dan sahabat—berdasarkan bukti sejarah yg tak terbantahkan—dapat ditoleransi oleh ulama suni generasi terdahulu.
Apakah Syiah bersandar pada periwayat suni dalam kitabnya?
Selama periwayat suni tidak dikenal karena kebenciannya pada Ahlul Bait Nabi saww dan dipercaya (adil), dia diterima oleh ahli hadis Syiah.
Kesimpulan:
Faktanya bahwa sebagian besar literature hadis suni akan hilang jika bahan dari periwayat Syiah ditolak. Keyakinan Syiah selalu dan tetap menjadi alternatif dengan bukti terbaik bagi pandangan suni.
Langganan:
Postingan (Atom)